Lompat ke isi utama
x

Ditbina: Wujud Sifat Mabrur Dilatih Sebelum Haji

ditbina

Maros (PHU)—Direktur Bina Haji Kementerian Agama Arsad Hidayat, mengajak jemaah haji asal Maros, Sulawesi Selatan untuk melatih sifat kemabruran haji seseorang dimulai sejak jemaah sebelum mengikuti ritual puncak haji.

“Perwujudan sifat mabrur, tidak harus setelah haji. Tapi dilatih sebelum haji. Jujur, berinfak dan senang membantu. Kata-katanya tidak membuat sakit hati orang, kata-kata yang membuat orang senang. Itu yang harus kita latih. Ibadah haji, ibadah fisik. Maka harus dilatih,” kata Arsad saat memberikan materi Bimbingan manasik haji di Aula Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu (PLHUT) Kantor Kemenag Kabupaten Maros, Sulsel. Rabu (28/9/2022).

Arsad menambahkan, saat ini Pemerintah Arab Saudi gencar membangun sarana prasarana haji. Menurutnya sekarang kondisi luar biasa sangat berbeda daripada 10 tahun yang lalu. “Dulu tidak ada kereta sekarang ada. Itu perkembangan yang ada. Dulu jemaah haji tidak disediakan konsumsi, jemaah sudah disiapkan layanan konsumsi. Jamaah tinggal ibadah saja. Dulu pemondokan pada 2007 - 2010, suasana tidak akan ditemui di 2022. Kamar hotel bertaraf bintang. Di gedung sudah dingin. Peningkatan layanan artinya harus dimanfaatkan untuk memaksimalkan ibadah haji,” terang Arsad.

Namun, kata dia, ketika fasilitas meningkat, justru ada perubahan mindset. Jemaah menjadi malas, lebih nyaman di hotel. Ia bercerita, Tahun 2007, ke masjid naik bis bayar, sekarang diantar bis. Ia juga meminta jemaah ada yang malas Ini ada perubahan. Menikmati sarana prasarana saja. Jangan sampai mengganggu tujuan kita ke tanah suci.

“Meskipun begitu, masih banyak yang masih protes. Misal saat antri. Saya harap jamaah dari Maros tidak seperti itu. Sabar dengan segala kondisi. Kalau antri, ikut antri. Atau membanyak ibadah di tanah suci. Layanan sekarang lebih baik dari 10 tahun lalu. Ini terkadang tidak diimbangi dengan hal baik, protes dan sebagainya. Baiknya memperbanyak ibadah,” jelasnya.

Dirinya juga menyampaikan bahwa pihak pemerintah melalui Kemenag akan meminta pemerintah Arab Saudi untuk mengembalikan kuota haji menjadi normal, kuota 100 persen seperti halnya sebelum pandemi. Dengan ini, supaya daftar tunggu haji lebih pendek.

Terkait penambahan kuota haji dan kebijakan pembatasan umur dari pemerintah Arab Saudi, Arsyad Hidayat menerangkan bahwa dirinya telah berbicara langsung dengan Wakil Menteri Haji Arab Saudi. “Kalau kondisi normal, insyaallah tidak ada batasan umur dan akan ada penambahan kuota. Doakan semoga tahun depan tidak ada pembatasan umur,” katanya.

upg

Kepala Kemenag Kabupaten Maros Abd Hafid menyampaikan bahwa manasik haji sepanjang tahun merupakan kegiatan yang sudah berjalan di Kabupaten Maros. Lebih lanjut, Abd Hafid menjelaskan bahwa prosesnya melibatkan sumber daya Kemenag, terutama memaksimalkan peran penyuluh agama di tengah masyarakat.

“Penyuluh agama yang membantu memberikan pemahaman tentang ibadah haji sampai di desa-desa, di majelis taklim dampingan. Kami juga mampu menggandeng Baznas dan bank mitra. Bahkan Baznas meminta tambahan waktu manasik,” tutur Hafid.

Hafid mengeluhkan daftar tunggu haji di Maros yang mencapai hingga 80 Tahun, Ia berharap dengan kehadiran Direktur Bina Haji, Abd Hafid berharap ada pencerahan dan informasi menggembirakan, terutama terkait kuota haji.

“Daftar tunggu haji di Maros tahun 2022 ini mencapai 80 tahun, kami sangat berharap kedatangan Pak Direktur dapat memberikan pencerahan informasi yang menggembirakan kepada jemaah haji Maros,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kemenag Sulsel, Ikbal Ismail, menyampaikan bahwa kuota normal haji Kabupaten Maros 309 jemaah. Tapi pada penyelenggaraan haji tahun 2022, Kabupaten Maros hanya diberi kuota 142 jemaah.

“Tapi Alhamdulillah, semua kembali ke tanah air dengan utuh dan sehat semua. Untuk jemaah haji Kabupaten Maros tidak ada yang meninggal di tanah suci,” ucapnya.

 

Penulis
Ulya Sunani
Editor
Husni Anggoro

Jumlah Pembaca