17 Mei 2025
Gelombang I Tuntas di Madinah, Gelombang II Dimulai di Jeddah dengan Kedatangan 14 Kloter
Madinah (PHU)--Operasional penerimaan jemaah haji Indonesia memasuki fase baru pada Sabtu, 17 Mei 2025. Fase ini ditandai dengan berakhirnya kedatangan gelombang I di Bandara Amir Muhammad bin Abdulaziz (AMAA), Madinah, serta dimulainya gelombang II di Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah.
Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama, sebanyak 103.806 jemaah dari 266 kloter telah tiba di Madinah selama periode 2–17 Mei 2025. Dari jumlah tersebut, 22.359 di antaranya adalah jemaah lanjut usia.
Layanan penerbangan ini terdiri dari 127 kloter dilayani oleh maskapai Garuda Indonesia, 126 kloter oleh Saudia Airlines, dan 13 kloter oleh Lion Air.
Kepala Sektor 3 PPIH Bandara Madinah, Abdul Rohim Rahmat, menyampaikan bahwa Kloter JKS 31 dari Embarkasi Jawa Barat menjadi penutup operasional kedatangan gelombang I. “Alhamdulillah, prosesi kedatangan dan pemberangkatan kloter terakhir berjalan lancar dan tertib. Ini berkat sinergi seluruh tim yang bekerja maksimal di lapangan,” ujarnya di Madinah, Sabtu (17/5/2025).
Ia menambahkan, pada awal operasional sempat terdapat sejumlah tantangan, khususnya dalam penataan transportasi jemaah dari bandara ke hotel. “Namun berkat koordinasi yang intensif dan sinkronisasi data antara Siskohat dan pihak Syarikah, tantangan tersebut dapat diatasi dengan baik,” jelasnya.
Fokus layanan kini beralih ke Jeddah, yang pada hari yang sama mulai menerima kedatangan jemaah gelombang II. Sebanyak 14 kloter tiba melalui Bandara Internasional King Abdulaziz.
Konsul Jenderal RI di Jeddah, Yusron B. Ambary, menyambut kedatangan dua kloter perdana (PDG-8 dan JKG-37 via fast track) yang mendarat masing-masing pada pukul 05.25 WAS dan 06.55 WAS.
“Alhamdulillah, kondisi jemaah dalam keadaan sehat dan langsung diberangkatkan ke Makkah untuk menjalani ibadah umrah. Kami mengimbau jemaah untuk menjaga kondisi fisik, memperbanyak minum air, dan tidak memaksakan ibadah sunah,” pesannya.
Terkait layanan transportasi dari bandara ke Makkah, Kepala Daker Bandara Abdul Basir, menjelaskan bahwa seluruh proses dioperasikan oleh perusahaan penyedia layanan (Syarikah).
Untuk memudahkan pengenalan syarikah, para jemaah menggunakan pita maupun stiker penanda sejak masih di embarkasi. “Penandaan warna pada koper disesuaikan dengan masing-masing Syarikah dan akan diinformasikan lebih lanjut kepada PPIH Embarkasi,” ujarnya.
Untuk mendukung kelancaran, PPIH Embarkasi diminta memberikan penanda khusus pada jemaah dan koper, terutama pada kloter gabungan yang dilayani lebih dari satu Syarikah.
Daker Bandara Jeddah juga telah menyiapkan layanan yang lebih lengkap dibandingkan Madinah, termasuk posko kesehatan darurat serta kendaraan khusus bagi lansia dan pengguna kursi roda.
Berikut daftar 14 kloter yang dijadwalkan tiba di Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah, pada 17 Mei 2025:
* Kloter 8 Embarkasi Padang (PDG 8)
* Kloter 37 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG 37)
* Kloter 12 Embarkasi Lombok (LOP 12)
* Kloter 7 Embarkasi Balikpapan (BPN 7)
* Kloter 13 Embarkasi Medan (KNO 13)
* Kloter 22 Embarkasi Makassar (UPG 22)
* Kloter 15 Embarkasi Batam (BTH 15)
* Kloter 38 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG 38)
* Kloter 50 Embarkasi Solo (SOC 50)
* Kloter 12 Embarkasi Palembang (PLM 12)
* Kloter 51 Embarkasi Solo (SOC 51)
* Kloter 16 Embarkasi Batam (BTH 16)
* Kloter 51 Embarkasi Surabaya (SUB 51)
* Kloter 7 Embarkasi Banjarmasin (BDJ 7)
Peralihan operasional ke Jeddah menandai dimulainya tantangan baru dalam pelayanan jemaah. Koordinasi yang solid antara PPIH di embarkasi dan petugas di Arab Saudi akan menjadi kunci utama kelancaran seluruh proses layanan haji.
17 Mei 2025
Tiba di Makkah, Jemaah Diminta Istirahat yang Cukup untuk Persiapan Armuzna
Makkah (PHU) -- Jemaah haji secara berangsur diberangkatkan dari Indonesia menuju Arab Saudi. Selama di Makkah, jemaah diimbau untuk beristirahat cukup dan tidak melakukan aktivitas berlebihan hingga puncak haji.
Untuk pemberangkatan gelombang II, jemaah haji akan terbang dari tanah air menuju Arab Saudi melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah mulai Sabtu (17/5/2025). Selain itu, jemaah yang ada di Madinah juga akan terus bergerak ke Makkah.
Sebanyak 14 kloter akan tiba di Jeddah pada hari pertama gelombang II. Mereka disarankan memakai pakaian ihram sejak dari Embarkasi Tanah Air. Ini karena mereka akan berbuat ihram di atas pesawat ketika melintasi daerah Yalamlam. Yalamlam adalah nama sebuah bukit wilayah selatan yang letaknya 54 km dari Makkah. Tempat ini merupakan miqat bagi jamaah yang berasal dari Yaman dan Asia.
Kepala Daker Makkah PPIH Arab Saudi, Ali Machzumi mengatakan, setiba di hotel jemaah diminta beristirahat cukup. Beberapa jam kemudian, jemaah akan melakukan umrah wajib. Bagi yang berhaji Tamattu, maka ia bisa melepaskan keadaan ihram setelah tahallul. Namun bagi yang berhaji Ifrad atau Qiran, setelah umrah qudum wajib menjaga keadaan ihram sampai pelaksanaan haji nanti.
Ali juga mengimbau, selama di Makkah, jemaah diminta untuk istirahat yang cukup. Bagi yang sehat bisa salat di Masjidil haram, sedangkan bagi yang sakit, lansia dan penyandang disabilitas, disarankan agar Allah salat di Musala hotel.
"Insya Allah pahala salat di Masjidil Haram dan di hotel sama," katanya.
Selama di hotel, jemaah juga diimbau untuk mengikuti manasik haji. 'Jemaah bisa mengisi waktunya dengan memperbanyak tadarus Al-Quran, sedekah, zikir, shalawat, dan amal ibadah lainnya. Setiap kali amalan akan dilipatgandakan 100.000.
"Kami juga mengingatkan agar jemaah selalu menjaga kesehatan. Tidak memaksakan diri umrah Sunnah berulang kali, karena untuk menjaga energi agar bisa melaksanakan ibadah di Armuzna dengan lancar," kata Ali.
"Kami mengimbau sekali lagi kepada jemaah agar tidak lupa membawa kartu nusuk di manapun pergi dan tidak berziarah di luar Kota Makkah sebelum puncak haji," katanya.
17 Mei 2025
Cerita Kakek Abdul Manaf dan Pembuktian Haji Adalah Ibadah Fisik
Makkah (PHU) --- Siang itu, Jumat (16/5/2025), seorang jemaah haji tergopoh-gopoh memanggil kami, tim Media Center Haji (MCH) Daerah Kerja (Daker) Makkah yang tengah melewati jembatan tak jauh dari Terminal Syib Amir menuju Masjidil Haram.
“Tolong mas, ini ada jemaah kami habis pingsan, tidak kuat berjalan," serunya. Tim MCH bergegas mengikuti jemaah itu untuk menghampiri temannya yang baru saja pingsan.
Namanya Abdul Manaf Mad Yusuf (72), jemaah haji asal Lampung. Kakek ini tetiba tak kuat berjalan dan pingsan setelah turun dari Terminal Syib Amir dan berjalan kaki menuju Masjidil Haram bersama rombongannya. Mereka hendak menunaikan salat Jumat.
Kami lalu menghampiri dan menolong Kakek Manaf, panggilan akrabnya. Sementara rombongan lainnya masuk ke Masjidil Haram dan memercayakan kami sebagai petugas untuk menolong Kakek Manaf.
Kami pun segera menghubungi sektor khusus yang berada di pos Terminal Syib Amir untuk membawakan kursi roda dan mengantarkan Kakek Manaf menuju Masjidil Haram untuk salat Jumat.
Di sela menunggu petugas seksus datang, kami sempat berbincang dengan sang kakek. Dia bercerita bahwa ini merupakan kali pertama salat Jumat di Masjidil Haram sejak datang di Makkah. Karenanya, Kakek Manaf ingin salat Jumat di Masjidil Haram bersama teman-temannya, meski dia tahu ada gangguan di kakinya karena usia yang sudah menua.
"Saya ingin salat Jumat bersama teman-teman di Masjidil haram. Tapi ternyata baru sampai di tengah jalan sudah tidak kuat," katanya.
**Ibadah Fisik**
Kakek Manaf tahu, bahwa haji adalah ibadah fisik. Tapi ia tetap bersemangat bahwa ia bisa dan kuat. "Saya tahu bahwa haji adalah ibadah fisik. Saya merasa tertantang. Ternyata benar, saya tidak boleh merasa begitu," akunya sambil ia menangis agak menyesal.
Ia pun minta diantar pulang ke hotel supaya tidak merepotkan teman-temannya. Namun karena bus masih berhenti saat salat Jumat dan akan beroperasi kembali usai salat Jumat, maka petugas Sektor Khusus yang sudah datang dengan membawa kursi roda menawarkan mengantarkan kakek Manaf untuk salat di area Masjidil Haram.
"Saya antarkan kakek ke Masjidil Haram untuk salat Jumat. Nanti selesai salat kami antarkan ke bus menuju hotel," kata Khoirul Anam, petugas seksus yang mengantar kakek Manaf.
Kakek Manaf menyampaikan terima kasih kepada para petugas yang sudah berkenan membantunya. "Terima kasih ya, bantuannya," katanya.
"Tidak apa-apa kakek, ini sudah tugas kami," teman saya menimpali.
PPIH Arab Saudi mengimbau jemaah lansia dan uzur agar beristirahat di hotel dan salat di masjid hotel saat siang hari. Ini karena cuaca di Makkah sangat panas dan bisa menyebabkan kelelahan.
Kepala Daker Makkah, Ali Machzumi juga mengimbau agar jemaah tidak memaksakan diri salat di Masjidil Haram pada siang hari. Sebaliknya, Ali mengimbau jemaah untuk salat di Masjidil Haram menjelang petang.
Imbauan tersebut mengingat masih lamanya masa tinggal jemaah haji di Makkah hingga menjelang Armuzna pada 5 Juni 2025. "Sebaiknya simpan tenaga untuk Armuzna, terutama bagi yang lansia, jangan diforsir agak tidak kelelahan," kata Ali.
**Dana Pensiun**
Kakek Manaf pergi haji bersama istrinya Marwati (62). Marwati tidak ikut ke Masjidil Haram dan salat di hotel.
Kakek Manaf ini sehari-hari memiliki aktivitas berjualan tanaman hias Aglonema. Ia mengaku gembira bisa berangkat haji bersama istrinya. "Pada 2013, saya pensiun sebagai guru SMP di Lampung. Uang pensiun saya gunakan daftar haji bersama istri saya," katanya.
Kakek Manaf yang sudah memiliki enam cucu ini mengaku ingin menunaikan haji dengan sehat dan lancar dan menjadi haji yang mabrur.
Semoga kakek Manaf beserta istri selalu diberikan kekuatan dan kesehatan hingga menjelang puncak haji nanti.(iqo/MCH)
17 Mei 2025
Hangatnya Kahwa Sambut Sepasang Lansia di Bandara Madinah
Madinah (PHU) --- Sore itu, Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah masih ramai oleh gelombang pertama jemaah haji Indonesia yang tiba dari berbagai penjuru tanah air. Namun, ada satu momen hangat yang menyita perhatian: penyambutan sepasang lansia dari Soppeng, Sulawesi Selatan, yang menggetarkan hati.
Mereka adalah Ibu Tappa Mandra Malla (75) dan suaminya, Bapak Mappa Malla Lahaji (86), jemaah asal Desa Lajoa, Kecamatan Liliriaja, Kabupaten Soppeng. Keduanya tergabung dalam Kloter 17 Embarkasi Ujung Pandang (UPG) dan baru tiba di Bandara AMAA Madinah, Selasa (13/5/2025). Meski usia tak lagi muda, semangat mereka untuk menunaikan ibadah haji begitu menginspirasi.
Sambutan hangat datang dari Fatmawati, salah satu petugas haji yang bertugas di Bandara Madinah. Begitu melihat Ibu Tappa duduk di ruang pavilion Bandara Madinah, Fatmawati langsung menghampirinya. Ia memeluk dan mencium kepala sang ibu, seperti menyambut ibu kandung yang lama tak dijumpai.
“Saya terharu sekali melihat mereka. Wajahnya lelah, tapi penuh harap dan bahagia. Saya langsung teringat orang tua saya,” tutur Fatmawati, matanya berkaca-kaca.
Di tengah cuaca gurun yang kering, Fatmawati menyuguhkan secangkir kahwa, kopi khas Arab yang menghangatkan tubuh, kepada pasangan lansia itu. Sambil menyeruput perlahan, Bapak Mappa Malla mengangguk pelan, mengucap syukur dalam bahasa Bugis yang lirih.
"Alhamdulillah... sampai juga kami di Tanah Suci," katanya pelan.
Ketua Kloter 17 UPG An’aim Jabir Fatahna, menyampaikan bahwa pasangan ini termasuk jemaah lansia di kloter mereka. Namun, semangat keduanya sejak dari embarkasi begitu luar biasa. “Mereka saling menjaga, saling menyemangati. Contoh ketulusan cinta dalam berhaji bersama,” ujar An’aim.
Kehadiran jemaah lansia seperti Ibu Tappa dan Bapak Mappa bukan sekadar menambah daftar peserta haji tahun ini. Mereka membawa serta kisah keteguhan, cinta, dan doa panjang yang akhirnya dijawab Allah di Tanah Suci. Di pelataran Bandara Madinah, kehangatan kahwa dan kasih sayang dari petugas menjadi awal dari perjalanan spiritual yang tak terlupakan.
17 Mei 2025
14 Kloter Perdana Mendarat di Jeddah, Jemaah Haji Sudah Kenakan Ihram
Jeddah (PHU) – Petugas Penyeleggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja Bandara siap menyambut kedatangan rombongan perdana gelombang ke-2 jemaah haji Indonesia yang akan mendarat di King Abdulaziz International Airport (KAIA) Jeddah, mulai Sabtu (17/5/2025).
Pada penyambutan hari perdana di gelombang kedua ini, tercatat sekitar 5.329 jemaah haji yang tergabung dalam 14 kloter, termasuk petugas kloter dan pembimbing ibadah haji akan mendarat di Jeddah mulai pukul 05.25 hingga 23.50 Waktu Arab Saudi. Total jemaah pada gelombang ke-2 ini mencapai 99.776 terbagi dalam 259 kloter.
Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Bandara PPIH Arab Saudi, Abdul Basir meminta jemaah haji gelombang ke-2 ini untuk menggunakan pakaian ihram pada saat di Embarkasi sebelum terbang ke Arab Saudi.
“Saya tekankan kepada seluruh PPIH Embarkasi untuk menyampaikan kepada jemaah haji agar menggunakan ihram dari tanah air,” tandas Basir dalam keterangan pers dengan Jurnalis Media Centre Haji (MCH) ldi Jeddah, Jumat malam (16/5/205) Waktu Arab Saudi.
Pentingnya berihram sebelum tiba di Bandara Jeddah, kata Basir, karena seluruh layanan yang ada di bandara saat ini menggunakan sistem cepat sampai di kota tujuan.
“Kalau di Jeddah harus segera sampai ke Makkah meskipun kedatangan bukan melalui fast track. Waktu berihram di bandara sudah tidak ada lagi waktu seperti tahun-tahun sebelumnya,” ujar Basir.
Selain itu, jemaah haji juga perlu mengetahui bahwa layanan kedatangan di Jeddah berbeda saat pelayanan jemaah di Bandara Amir Muhammed Bin Abdul Aziz (AMAA) di Madinah. Di Bandara Jeddah, semua layanan akan ditangani langsung syarikah, sehingga jemaah akan dipisah berdasarkan syarikah yang ada.
Dengan layanan berbasis syarikah, Basir menyebut tidak menutup kemungkinan ada beberapa kelompok terbang (kloter) yang juga berbeda syarikah, termasuk keluarga maupun antar jemaah.
“Potensi berpisah dengan keluarga memang itu satu hal yang tidak bisa dihindarkan. Tapi kita akan mencoba melobi ke Kementerian Haji di Bandara Jeddah kalau memang memungkinkan untuk bisa digabungkan. Tapi kalau memang tidak bisa, toh itu hanya berpisah dalam waktu yang tidak lama. Nanti Daker Makkah yang akan mengurus penggabungan mereka Kembali,” ujarnya.
Karena itu, ia berharap kepada PPIH Embarkasi untuk memberikan tanda khusus kepada jemaah haji yang tergabung dalam kelompok syarikah yang besar.
“Ini memudahkan kami memisahkan mereka ketika kita mengidentifikasi tanda-tanda yang ada di pakaian maupun di tangan mereka. Termasuk penggunaan tanda warna di koper mereka, itu akan kita berikan kepada jemaah,” ujarnya.
Berbekal tanda-tanda itu, petugas yang ada di Daker Makkah lebih mudah memisahkan koper-koper jemaah dari syarikah. Semua ini, kata Basir, membutuhkan komitmen dan konsistensi dari PPIH embarkasi untuk bisa mensosialisasikan kepada para jemaah haji.
Basir juga mengungkapkan adanya tambahan layanan di Bandara Jeddah yang tidak ada di Madinah yakni layanan kesehatan. “Di kawasan ini, PPIH Bandara menyiapkan ruangan khusus untuk memberikan perawatan darurat kepada jemaah yang membutuhkan,” tandasnya.
16 Mei 2025
Daker Madinah Optimalkan Penanganan Jemaah Haji Terpisah Rombongan
Madinah (PHU)--Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Madinah terus berupaya mengoptimalkan penanganan jemaah haji yang terpisah dari rombongan agar bisa segera diberangkatkan menuju Makkah. Daker Madinah telah menyiapkan hotel khusus sebagai tempat menginap jemaah sembari menunggu jadwal keberangkatan mereka ke Kota Kelahiran Nabi Muhammad.
Hal ini disampaikan Kepala Daker Madinah M Lutfi Makki usai meninjau hotel tempat menginap jemaah yang terpisah dari rombongan di Madinah, Jumat (16/5/2025). “PPIH concern dalam memfasilitasi jemaah yang terpisah rombongan. Kita siapkan hotel khusus sebagai tempat menginap mereka selama menunggu jadwal keberangkatan menuju Makkah,” sebut Lutfi Makki.
Operasional haji di Daerah Kerja (Daker) Madinah sudah memasuki hari ke-15 sejak kedatangan jemaah Indonesia pada 2 Mei 2025. Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) mencatat ada 247 kelompok terbang (kloter) dengan 97.153 jemaah yang sudah tiba di Madinah. Dari jumlah itu, sebanyak 99 kloter dengan 38.932 jemaah sudah diberangkatkan dari Madinah menuju Makkah sejak 8 Mei 2025.
“Sembilan hari pemberangkatan jemaah dari Madinah ke Makkah, memang ada beberap jemaah yang terpisah rombongan. Ada beberapa faktor penyebab, selain beda Syarikah juga ada jemaah yang tertunda keberangkatan karena paspornya belum ditemukan oleh pihak Syarikah,” sebut Makki, panggilan akrabnya. Selama di Arab Saudi, paspor jemaah haji Indonesia disimpan oleh pihak Syarikah.
“Untuk yang beda syarikah, secara bertahap sudah kita berangkatkan sesuai dengan Syarikahnya menuju Makkah. Untuk jemaah yang belum ketemu paspornya, kita akan ajukan Surat Perjalanan Laksana Paspor atau SPLP ke Konjen RI di Jeddah agar jemaah yang bersangkutan juga bisa segera diberangkatkan ke Makkah,” sambungnya.
Makki mengapresiasi kesabaran dan ketertiban jemaah haji Indonesia, meski keberangkatan mereka ke Makkah tertunda. Menurutnya, PPIH Daker Madinah terus berupaya optimal, intensif berkoordinasi dengan pihak Syarikah, agar jemaah bisa segera berangkat ke Makkah.
Terkait jemaah kloter 10 embarkasi Surabaya (SUB 10) yang kopernya diturunkan kembali setelah masuk bus pada 13 Mei 2025, Makki menjelaskan bahwa itu terjadi karena adanya miskomunikasi dengan pihak Syarikah. Makki bersyukur masalahnya bisa diselesaikan. Rombongan jemaah SUB 10 sudah diberangkatkan ke Makkah pada hari itu juga. Total ada 264 jemaah dan mereka diberangkatkan ke Mekkah dengan enam Armada bus Rabitat.
“Saya ucapkan terima kasih atas kesabaran jemaah sekaligus sampaikan permohonan maaf atas tertundanya keberangkatan mereka ke Makkah. Daker Madinah terus berupaya agar semua layanan bisa diberikan kepada jemaah,” papar Makki.
Daerah Kerja Madinah memasuki fase akhir kedatangan jemaah haji gelombang pertama. Hari ini dijadwalkan ada enam belas kloter yang akan tiba di Madinah. Selanjutnya, Daker Madinah akan fokus pada pemberangkatan jemaah dari Madinah ke Makkah hingga 24 atau 25 Mei 2025.
16 Mei 2025
Langkah Suci di Usia 109 Tahun, Nenek Sumbuk Jadi Jemaah Haji Tertua 2025
Bekasi (PHU) --- Di tengah semarak musim haji 1446 H, sebuah kisah hening datang dari pinggir Kota Bekasi. Seorang perempuan berusia lebih dari satu abad tengah bersiap menyambut panggilan suci. Dialah Nenek Sumbuk, jemaah haji berusia 109 tahun, yang akan berangkat ke Tanah Suci tahun ini.
Rumah sederhana tempat beliau tinggal tampak ramai oleh keluarga dan tetangga yang datang mendoakan. Di tengah suasana hangat itu, Nenek Sumbuk duduk tenang, ditemani putrinya, Sukmi, yang dengan telaten merawat dan menemani ibunya dalam setiap tahap persiapan menuju Tanah Suci.
Langkahnya mungkin tak lagi tegap, pendengarannya pun mulai memudar. Namun semangat dalam dirinya tetap menyala. Keinginan berhaji bukan datang tiba-tiba. Ia telah lama menanti. Usia yang terus menua tak membuat harapan itu padam.
Segala persiapan keberangkatan terus dimatangkan. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) turut mendampingi proses akhir di rumah, termasuk pengecekan kesehatan dan kelengkapan dokumen. Fasilitas pendukung seperti kursi roda dan pendampingan khusus pun telah disiapkan untuk menjamin kenyamanan beliau sepanjang perjalanan.
Berdasarkan data dari Siskohat, Nenek Sumbuk lahir di Kota Kebumen pada 1916. Ia tahun ini berangkat haji bersama keluarga inti, yaitu anak, menantu, dan cucunya. Keempat orang anggota keluarganya itu akan menemani perjalanan suci Nenek Sumbuk dengan penuh doa dan kasih sayang.

Saat ditanya tentang doa yang akan dipanjatkan ketika di Tanah Suci, Nenek Sumbuk menjawab sederhana dalam bahasa Jawa. Kalimat tersebut kemudian diterjemahkan oleh putrinya, Sukmi.
“Doa saya agar hajiku diterima dan mabrur,” ujar Sukmi saat ditemui di kediamannya di Bekasi, Rabu (14/5/2025).
Tergabung dalam jemaah haji asal Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS) kloter 33, Nenek Sumbuk akan masuk Asrama Haji Bekasi pada 16 Mei 2025, lalu terbang ke Arab Saudi pada 17 Mei 2025. Keberangkatan Nenek Sumbuk sekaligus menandai dimulainya fase pemberangkatan jemaah haji Indonesia gelombang kedua ke Tanah Suci dari Embarkasi Jakarta – Bekasi.
Kisah Nenek Sumbuk bukan sekadar tentang usia yang menua, tapi tentang harapan yang tak pernah lelah untuk menunggu. Ia menjadi pengingat bahwa haji adalah panggilan hati, dan ketika panggilan itu datang, usia bukanlah batas.
Dengan doa dan dukungan dari orang-orang terdekat, langkah Nenek Sumbuk kini bersiap menuju Baitullah. Pelan namun pasti, ia menapaki perjalanan agung yang menjadi impian banyak orang, yaitu menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.
Kontibutor : Muhammad Hikam
16 Mei 2025
Pastikan Pelaksanaan Ibadah Haji Sesuai Syariat, Kemenag Tetapkan Pedoman Tata Kelola Dam
Jakarta (PHU) --- Tata kelola daging hadyu atau dam masih menjadi perhatian serius oleh Pemerintah. Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kemenag Hilman Latief mengatakan pihaknya telah menetapkan pedoman baru terkait tata kelola Dam atau Hadyu dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun 1446 H/2025 M.
“Kami memang fokus ke tata kelola jemaah, namun pelaksanaan dan tata kelola terkait Dam perlu ditata juga agar pelaksanaan ibadah haji jemaah sesuai dengan ketentuan hukum Islam,” ujar Hilman saat menjadi narasumber dalam kegiatan Halaqoh Ukhuwah bertema Distribusi Dam Haji Tamattu’ Jemaah Haji Indonesia di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jakarta, pada Kamis (15/5/2025).
Forum yang diselenggarakan Dewan Pimpinan MUI ini bertujuan untuk mengakomodir masukan-masukan dari para tokoh MUI, Pimpinan BAZNAS, serta perwakilan ormas Islam, terkait Dam Haji Tamattu’.
Dam haji, bermakna sanksi atau denda yang harus dibayar saat seseorang menunaikan ibadah haji atau umrah karena beberapa sebab seperti meninggalkan sesuatu yang diperintahkan, melakukan hal-hal yang dilarang dalam ihram dan lain sebagainya.
“Masalah dam ini memang sangat kompleks, banyak faktor yang perlu ditata terkait mekanisme pembayaran dan pelaksanaannya,” tegas Hilman.
Ia mengatakan, Pemerintah Arab Saudi tidak memberikan kebijakan secara khusus terkait pelaksanaan dam sebagai bagian ibadah. Namun Pemerintah Arab Saudi turut mengatur proses penyembelihan, pengulitan, dan pemotongan hewan dam. Penyembelihan hewan dam juga tidak boleh dilakukan di sembarang tempat demi menjaga kesehatan jemaah haji dan mencegah pencemaran lingkungan.
Sementara kebijakan pelaksanaan pembayaran dam jemaah haji sendiri diserahkan kepada negara masing-masing.
“Masalah dam ini memang sangat kompleks, banyak faktor yang perlu ditata terkait mekanisme pembayaran dan pelaksanaannya,” ujar Hilman.
“Ibadahnya memang ada pembimbingan, kejadian di lapangan juga banyak fakta-fakta yang agak berat, kultural sekali sifatnya,” tambahnya lagi.
Terkait pembayaran dam, Hilman pun mengatakan mekanismenya dapat dilakukan melalui Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang berada di Arab Saudi.
Kontributor: Maulana
16 Mei 2025
Payung Teduh Sambut Tamu Allah di Madinah
Madinah (PHU) --- Sinar mentari Madinah jatuh lurus dari langit, memantul ke aspal bandara yang panas dan berdebu. Suhu di luar mencapai 44 derajat Celsius, cukup membuat peluh mengucur hanya dalam hitungan menit. Namun di tengah terik yang menyengat itu, sekelompok petugas berseragam biru muda dengan lambang merah putih di lengan kanan, tetap berdiri tegak di pelataran Terminal Fast Track Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA), Selasa (13/5/2025).
Di tangan mereka, tergenggam payung-payung yang terbuka lebar. Mereka adalah Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja Bandara. Mereka bersiaga menyambut tamu-tamu Allah yang baru tiba dari Tanah Air.
Setiap hari, selama delapan jam penuh, para petugas ini berjaga. Menyambut, membimbing, dan memayungi jemaah haji Indonesia yang baru mendarat. Mereka berdiri di jalur keluar bus, menjemput satu per satu jemaah—terutama para lansia—dengan uluran tangan dan naungan payung.
Ada empat terminal yang menjadi areal kerja para petugas ini di Bandara AMAA Madinah. Terminal fast track, Terminal Internasional, Terminal Haji, dan Terminal Zero.
Waktu di ponsel pintar saya baru menunjukkan pukul 10.15 WAS. Tapi terik sudah terasa amat menggigit kulit. Apalagi, di terminal fast track.
Artinya, baru dua jam dari delapan jam waktu kerja shift pertama di hari itu. "Rasa panas itu pasti, tapi lelahnya jadi ringan kalau melihat senyum jemaah," tukas salah seorang petugas pria yang tergabung dalam Sektor 1 Daker Bandara.
Di tengah suhu yang bisa mencapai 42 hingga 44 derajat, para petugas tetap bergerak lincah. Mereka tahu, tugas mereka bukan sekadar teknis pelayanan, tapi bagian dari ikhtiar melayani para tamu Allah dengan hati yang tulus.
Risa, petugas perempuan yang setiap hari bertugas di jalur fast track, mengaku pernah merasa hampir pingsan karena panas dan dehidrasi. "MasyaAllah, terik sekali, baju pun sampai lepek begini kalau tugas pagi sampai siang," tuturnya.
Tapi semangatnya kembali saat melihat seorang nenek jemaah menggenggam tangannya erat sambil menangis haru.
“Itu jadi penguat. Kami sadar, ini bukan pekerjaan biasa. Ini amanah,” ujar Risa yang bertugas sebagai Sekretaris Sektor 1 Bandara ini.
Selama kurang lebih tiga puluh menit, Risa dan timnya melayani proses kedatangan jemaah fast track. Bolak balik, dengan payung di tangan, mereka menembus teriknya langit Madinah mengantar jemaah menuju bus-bus.
Terminal Fast Track memang mempersingkat proses imigrasi jemaah, tapi para petugaslah yang memperhalus pengalaman spiritual ini. Di balik keringat yang menetes, ada keikhlasan yang tak bisa diukur. Mereka tak hanya membuka payung, tapi juga membuka hati untuk melayani.
Langkah mereka mungkin sederhana, hanya beberapa meter dari pintu keluar fast track menuju tempat parkir bus. Tapi langkah itu mengandung makna mendalam, sebuah sambutan teduh di tengah panasnya padang, untuk para tamu Allah yang datang dengan harap dan doa.
16 Mei 2025
PPIH Siapkan Petugas Sektor Khusus di Sembilan Titik di Masjidil Haram untuk Bantu Jemaah
Makkah (PHU) --- Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyiapkan petugas Sektor Khusus (seksus) di kawasan Masjidil Haram. Para petugas Seksus ini ditempatkan di sembilan titik dan siap membantu jemaah haji.
Kepala Bidang Perlindungan Jemaah PPIH Arab Saudi, Harun Al Rasyid mengatakan, pihaknya telah menyiapkan petugas Seksus di sembilan titik di sekitar Masjidil Haram. "Masing-masing titik ditugaskan enam orang yang jam kerjanya bergantian setiap 12 jam sekali. Jadi setiap shift ada tiga petugas Seksus yang bertugas di setiap titik," kata Harun, Kamis (15/5/2025).
Harun mengatakan, petugas Seksus ini bertugas memberikan pelindungan kepada jemaah. Sebagai contoh, jemaah yang terpisah dari rombongan atau kehilangan sandal.
"Bagi yang kehilangan sandal, bisa menyebabkan kakinya melepuh karena cuaca yang panas. Maka Seksus akan memberikan bantuan sandal yang memang sudah kita siapkan. Atau jemaah yang mengalami kecelakaan ringan, misalkan jatuh, akan kita bantu. Mitigasi itu sudah kita lakukan," kata Harun.
Demikian pula, bagi jemaah yang sakit atau mengalami kecelakaan ringan seperti terjatuh, maka petugas Seksus akan siap membantu. "Seksus ini akan mengevakuasi jemaah apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan membutuhkan pertolongan. Misalnya kecelakaan ringan, terjatuh, hingga jemaah yang sakit," jelas Harun.
Berikut sembilan titik petugas Sektor Khusus:
Pos 1: Terminal Syib Amir,
Pos 2: pintu keluar Mawah,
Pos 3: area Sa'i (mas'a),
Pos 4: area Thawaf (mathaf),
Pos 5: pintu Babussalam,
Pos 6: area WC 3,
Pos 7: ATM Center Dar At-Tawhid,
Pos 8: arah menuju Jarwal (Anjum Hotel), dan
Pos 9: area perluasan Abdullah.
Petugas Seksus ini juga membantu jemaah menunjukkan arah apabila mereka tersesat. Dari pantauan MCH, para petugas Seksus ini berjaga di titik-titik Masjidil Haram. Mereka tampak memberikan arahan kepada jemaah yang lupa arah jalan pulang ke terminal bus yang akan mengantarkan mereka ke hotel.
Harun kembali mengingatkan jemaah untuk selalu memakai kartu Nusuk ketika memasuki area Masjidil Haram. Selain itu, jemaah juga harus mematuhi aturan-aturan di Masjidil Haram. Misalnya, tidak membuang sampah sembarangan, tidak mengambil barang yang tercecer, tidak merokok, tidak berswafoto di depan Kakbah dengan barang-barang yang dianggap dikultuskan, tidak membentangkan spanduk kelompok atau organisasi, serta tidak berkerumun dalam waktu yang lama.
Populer
19 Apr 2025
Dirjen PHU Buka Bimbingan Manasik Haji Nasional: Dorong Kemandirian Jemaah sebagai Pilar Ketahanan
Berita
23 Apr 2025
Hadiri Pelantikan PPIH Embarkasi Lombok, Dirbina UHK: Berikan 3 Senyum untuk Jemaah
Berita
28 Apr 2025
Pelunasan Biaya Haji Reguler Diperpanjang Hingga 2 Mei untuk Tiga Provinsi
Berita
7 Mei 2025
Lindungi Jemaah, Dirjen PHU Imbau PIHK Miliki Mitra Rumah Sakit di Saudi
Berita
28 Apr 2025
Aturan Saudi Ketat, Kemenag Imbau Jemaah Jangan Tertipu Tawaran Visa Non Haji
Berita
7 Mei 2025
Menag Resmi Lepas PPIH Daker Makkah di Asrama Haji Cipondoh
Berita
4 Mei 2025
Presiden Prabowo Resmikan Terminal Khusus Haji dan Umrah di Bandara Soetta
Berita