22 Mei 2025
Wamenag Lepas Keberangkatan Kloter Perdana Jemaah Haji Asal Kalbar
Pontianak (PHU) —- Jemaah haji asal Kalimantan Barat (Kalbar) mulai hari ini diberangkatkan menuju Embarkasi Batam (BTH). Wakil Menteri Agama Republik Indonesia, Romo Muhammad Syafi’i, secara resmi melepas keberangkatan jemaah haji di Aula Asrama Haji Pontianak, Kamis (21/5/2025). “Ini adalah kali pertama pelepasan jemaah haji dari Asrama Haji Pontianak. Tapi saya tidak melihat seperti baru pertama kali, karena sudah berjalan dengan rapi dan bukan sekadar rapi, tapi juga khidmat. Sehingga pelepasan itu terasa memang teriring doa dan harapan, agar mereka kembali lagi ke Indonesia, sehat dan menjadi haji yang mabrur dan mabruroh,” ujar Romo Syafi’i saat ditemui awak media. Rombongan perdana jemaah haji Kalbar ini masuk dalam kelompok terbang (kloter) 21 yang merupakan gabungan dari Kabupaten Kubu Raya sebanyak 131 jemaah dan Kabupaten Sambas sebanyak 305 jemaah. Sehingga total jemaah yang diberangkatkan pada kloter 21 berjumlah 436 orang. Romo Syafi’i mengapresiasi kesiapan seluruh pihak yang terlibat, mulai dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat hingga Kantor Wilayah Kementerian Agama. “Saya mengapresiasi Pak Gubernur, Pak Sekda, serta seluruh jajaran, juga Pak Kanwil yang luar biasa ini, dan Pak Kanwil semuanya yang hadir. Ini bukti bahwa mereka sebenarnya siap untuk ke depan kalau ada peningkatan status embarkasi yang ada di Kalimantan Barat,” tambahnya. Persiapan pelepasan tahun ini dilakukan lebih awal dengan pembekalan petugas yang maksimal. Romo Syafi’i mengungkapkan pemerintah terus berupaya memberikan layanan terbaik meskipun kuota jemaah nasional yang cukup besar menjadi tantangan tersendiri. “Kalau memang ada kekurangan, namanya melayani 200 ribu lebih ya, pasti tidak sepenuhnya sempurna. Tapi saya kira pemerintah dan para petugas sudah bekerja dengan maksimal. Harapan kita, ini menjadi pelayanan yang lebih baik dari sebelumnya,” tegasnya. ![f0802109-b369-4319-9fd3-02899e99e08c.jpeg](https://haji.kemenag.go.id/v5/storage/strapi-cms-landing-page/cms/f0802109_b369_4319_9fd3_02899e99e08c_d2c429baa5.jpeg) Ia menyampaikan pesan khusus kepada seluruh jemaah agar menjalankan ibadah dengan sempurna, menjaga kesehatan, dan selalu memohon pertolongan Allah SWT. “Semua proses dan fasilitas sudah disiapkan oleh pemerintah. Jemaah tinggal melaksanakan ibadah haji dengan sempurna. Insya Allah tadi Pak Gubernur dan semuanya sudah memberikan pesan kepada jemaah. Semoga dapat kembali ke Tanah Air dalam keadaan sehat,” tandasnya. Jemaah haji asal Kalbar terbagi menjadi 6 kloter, yaitu kloter 21, 22, 23, 25, 26, dan 27. Mereka akan diberangkatkan secara bertahap ke Embarkasi Batam (BTH) mulai hari ini hingga Jum’at, 30 Mei 2025.
21 Mei 2025
309 Jemaah Haji Asal Sambas Tiba di Asrama Haji Pontianak
Pontianak (PHU) --- Sebanyak 309 jemaah haji dari Kabupaten Sambas tiba di Asrama Haji Pontianak, Rabu (21/5/2025). Kedatangan mereka disambut oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Daerah (PPIHD) Kalimantan Barat. Jemaah haji asal Kabupaten Sambas menjadi jemaah kloter perdana dari Provinsi Kalimantan Barat yang akan bergabung ke dalam jemaah Embarkasi Batam (BTH) kelompok terbang atau kloter 21. “Sebanyak 305 jemaah akan masuk rombongan Kloter 21, sementara 3 jemaah lainnya tergabung dalam Kloter 22 dan satu jemaah merupakan pembimbing KBIHU. Sehingga total keseluruhan jemaah haji asal Kabupaten Sambas yang diberangkatkan tahun ini adalah 309 orang,” ujar perwakilan PPIHD Kabupaten Sambas, Usban, saat serah terima jemaah kepada PPIHD Provinsi Kalimantan Barat. Dalam sambutannya, Plh. Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Barat, Kaharudin, menyampaikan rasa syukur atas kedatangan jemaah dalam keadaan sehat dan selamat di Asrama Haji Transit Pontianak setelah melewati perjalanan yang cukup panjang dari rumah masing-masing. ![b105108d-fe77-4488-888a-245cd18c2e3b.jpeg](https://haji.kemenag.go.id/v5/storage/strapi-cms-landing-page/cms/b105108d_fe77_4488_888a_245cd18c2e3b_3defae3377.jpeg) "Kami bersyukur alhamdulillah, seluruh jemaah haji asal Sambas tiba dalam keadaan sehat wal’afiat. Ini adalah nikmat besar yang harus kita syukuri bersama sebagai rangkaian awal pelaksanaan ibadah haji," ungkapnya. Jemaah haji Sambas akan beristirahat selama satu malam di Asrama Haji Pontianak bersama dengan jemaah haji asal Kabupaten Kubu Raya yang juga tergabung dalam Kloter 21 dan tiba pada hari yang sama. Kaharudin berharap masa istirahat ini dapat dimanfaatkan jemaah untuk memulihkan stamina dan menjaga kesehatan. "Perjalanan ibadah haji ini masih panjang, oleh karena itu kami berharap seluruh jemaah dapat beristirahat dengan baik di Asrama Haji dan tetap menjaga kebugaran," pesannya. Seluruh jemaah Kloter 21 akan diberangkatkan dari Bandara Supadio Pontianak ke Bandara Internasional Hang Nadim Batam (Embarkasi Batam) pada Kamis, 22 Mei 2025, menggunakan maskapai Sriwijaya Air dalam tiga gelombang penerbangan. Sebelum keberangkatan, jemaah akan mengikuti seremonial pelepasan yang akan digelar di Asrama Haji Pontianak dan dihadiri langsung oleh Wakil Menteri Agama RI, Romo Muhammad Syafi’i.
21 Mei 2025
Sempat Divonis Tidak ada Harapan Hidup, Akhirnya Suriyadi Berangkat Haji di Tahun 2025
Banjarbaru (PHU) - Suriyadi Suteguh Sumijan, jemaah haji asal Kabupaten Barito Kuala yang sempat mengalami kecelakaan di tahun 2009 dan harus menunda keinginannya untuk mendaftar haji. Tidak hanya harus menunda keinginannya untuk mendaftar haji, kecelakaan yang dialami Suriyadi juga membuat dirinya sempat divonis tidak ada harapan hidup dan harus mengalami kelumpuhan selama 3 bulan. Pria kelahiran kelahiran 21 Juli 1974 ini menderita sakit parah akibat kecelakaan yang dialami dan mengharuskan dirinya tidak boleh mengkonsumsi nasi selama 2 tahun dan hanya makan gabin sehingga mengakibatkan berat badannya hanya tersisa 35 Kg. “Masuk rumahku orang melihat nangis, karena yang terlihat hanya tengkorak saja,” ungkapnya menggambarkan kondisi dirinya yang sangat kurus. Kondisi kesehatannya yang sangat memprihatinkan, tidak membuat Suriyadi patah semangat untuk bertahan hidup dan mendapatkan kesembuhan. Semangat, berobat, dan doa menjadi usahanya untuk mendapatkan kesembuhan, ditambah dengan kesetiaan dan ketulusan sang istri dalam merawatnya. Setelah 2,5 tahun, di tahun 2011 ia berhasil mendapatkan kesembuhan setelah bolak balik berobat ke lima rumah sakit yang ada di Banjarmasin dan menghabiskan uang yang mau disetorkan untuk setoran awal biaya haji. Tidak berselang lama, dengan kegigihannya dan profesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) guru Matematika di MTsN 6 Barito Kuala serta usaha sampingan bertani dan terapis pijak refleksi Limpatik, ia berhasil mendapatkan porsi haji bersama istirinya di November 2011. “Tepatnya 11 November 2011 bertepatan dengan hari pahlawan saya dan istri mendaftar haji,” ungkap jemaah haji yang juga dipercaya menjadi ketua rombongan 10 pada Kloter BDJ 09 ini saat di wawancara sebelum keberangkatan dari Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin, Selasa (20/05/2025). Suryadi berharap kisah hidupnya yang berusaha mengumpulkan uang sedikit demi sedikit sejak tahun 1999 dan harus mengajar sampai di tiga sekolah dalam sehari kemudian diuji dengan sakit, namun kemudian dalam waktu yang relatif singkat Allah mudahkan, bisa memotivasi siapa saja yang ingin berhaji untuk terus berusaha mewujudkan mimpinya dengan tekad, semangat dan usaha yang kuat. “Maka bersyukurlah atas nikmat sehat dan ujian sakit,” tukasnya.
21 Mei 2025
Dilepas Bupati, 330 Jemaah Haji Kulon Progo Siap Bertolak ke Tanah Suci
Kulon Progo (PHU) – Bupati Kulon Progo H. R. Agung Setyawan melepas 330 jemaah haji asal Kulon Progo. pelepasan Jemaah haji yang berlangsung di Masjid Agung setempat, Rabu (21/5/2025) pagi. Dalam Sambutannya, Agung mengucapkan selamat kepada jemaah haji yang telah terpilih dan mendapatkan kesempatan untuk berangkat ke tanah suci. “Ini adalah satu karunia besar yang tidak semua orang mendapat kesempatan. Bisa jadi secara fisik dan material mampu, tetapi kalau tidak mendapatkan hidayah maka kesempatan itu tidak ada,” ungkapnya. “Insya Allah perjalanan ini mulai dari rumah hingga ke tanah suci adalah dicatat ibadah oleh Allah. Ibadah haji merupakan hidayah dari Allah SWT. Maka jalanilah dengan ikhlas, penuh rasa syukur bukan karena embel-embel yang lainnya,” sambung Bupati. Diriny berharap jemaah berangkat haji tanpa beban. Terus menjaga kesehatan, fisik, pola makan, dan ibadah. “Silahkan berdoa dengan tulus untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat, mendoakan para pemimpin agar dapat mampu mewujudkan baldatun thayibatun warabbun ghafur. Mari saling menjaga kekompakan, tolong menolong, serta membawa nama baik daerah dan Negara,” jelasnya. Sementara itu Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kulon Progo Wahib Jamil menyebut sebanyak dua orang jemaah haji Kulon Progo menyatakan mundur dan tidak berangkat pada tahun 2025 ini. Keduanya mundur dengan alasan yang berbeda. Sehingga tahun 2025 ini Kulon Progo memberangkatkan sejumlah 330 jemaah haji. "Ada 2 jemaah yang memutuskan untuk mengundurkan diri dari keberangkatan tahun ini. Jemaah yang mengundurkan diri atas nama Sumardiyana asal Kapanewon Galur yang juga sedang sakit dan sedang dirawat. Sedang satu lagi yakni Siti Anisah asal Kapanewon Samigaluh dengan alasan menunggu dan merawat suaminya yang sedang sakit,” ujarnya. Jamil menuturkan, untuk jemaah haji atas nama Sumardiyana rencananya berangkat bersama istrinya. Namun karena harus menjalani operasi dan dokter menyatakan tidak mampu melakoni ibadah haji sehingga mengundurkan diri. Sedang istrinya tetap berangkat karena kondisinya sehat. "Nanti keduanya akan didaftarkan untuk berangkat ibadah haji tahun depan. Namun kita masih menunggu kebijakan haji tahun 2026 dari pemerintah pusat," terang Jamil. Sedangkan untuk kuota yang kosong karena 2 orang yang mengundurkan diri ini akan diisi jemaah dari Sleman dan Bantul. Keduanya merupakan jemaah kriteria kuota cadangan yang sudah melunasi biaya haji dan siap berangkat. “Mengingat jemaah haji Kulon Progo mayoritas lansia, kami selalu pesankan kepada semua petugas untuk lebih sabar dalam pelayanan. Mari berikan pelayanan yang terbaik serta ramah kepada seluruh jemaah. terutama terhadap jemaah lansia dan disabilitas. Semoga sukses penyelenggaraan ibadah haji tahun ini,” pungkasnya.
19 Mei 2025
Tiga Hal Perlu Dilakukan Jemaah Haji saat di Madinah
Madinah (PHU) --- Jemaah haji Indonesia yang diberangkatkan pada gelombang I akan tinggal terlebih dahulu di Madinah. Sementara jemaah haji yang berangkat pada gelombang II akan menuju Makkah terlebih dahuli, baru ke Madinah usai menunaikan ibadah haji. Pembimbing Ibadah Daerah Kerja (Daker) Madinah Prof. Aswadi mengatakan, ada tiga hal yang perlu dilakukan oleh jemaah saat berada di Kota Nabawi. Pertama, memberikan salam hormat dan salam sejahtera kepada Rasulullah dan para sahabatnya. Caranya, dengan memperbanyak salawat, dan memohon kepada Allah Swt., supaya mendapatkan syafaat dari Rasulullah Saw. "Di Madinah, di sisi kita, ada Baginda Rasul sebagai pemimpin alam semesta ini. Sayyidul anbiya wal mursalin, orang yang paling mulia di antara sekian ciptaan yang Allah jadikan di muka bumi ini," jelas Aswadi di Madinah, Senin (19/5/2025). “Karena itu, ketika hadir di Madinah, tentunya para jemaah ini harus memberikan salam hormat kepada Baginda Rasul beserta para Sahabat Amirul Mukminin, Sahabat Abu Bakar, Sayyidina Umar bin Khattab, bahkan juga diteruskan ke makam para syuhada di Baqi',” sambungnya. Hal kedua yang perlu dilakukan jemaah haji saat di Madinah adalah salat berjamaah. Sebab, salat menjadi representasi dari semua ibadah lainnya. Kalau salatnya bagus, insya Allah (amal ibadah) lainnya akan ikut bagus. Disiplin dalam berjamaah juga bisa menertibkan aktivitas keseharian. "Jangan sampai (salat) ditinggalkan, sungguhpun itu jemaah yang masih dalam kondisi sakit. Kita juga memberikan tuntunan supaya yang sakit itu melaksanakan salat sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang ia miliki," jelasnya. Ketiga, lanjut Aswadi, adalah zikir dan ibadah di Raudlah. Sebab, Raudlah merupakan taman surga. Prof Aswadi lalu merujuk hadis nabi yang maknanya... "di antara rumahku dan mimbar itu adalah taman surga." "Harapan saya, orang-orang yang masuk Raudlah itu meskipun hanya sekali tapi disertai penuh kekhusyukan dan berkualitas. Manfaatnya tidak hanya bisa mengubah mata batinnya, tetapi juga tutur kata, bahkan perilaku dalam kehidupannya itu akan menjadi bercahaya, dan mencerahkan orang lain, untuk bisa memaknai hidup ini semakin bermanfaat untuk yang lain," terang Aswadi. "Kalau sekiranya umat Islam ini benar-benar memanfaatkan ibadah di Raudlah kemudian memohon bukan hanya untuk dirinya, titipan-titipan dari yang lain juga dimohonkan, maka insyaallah ketenteraman ini senantiasa melimpah pada bangsa Indonesia. Akhirnya, menjadi bangsa yang damai, bangsa yang sejahtera sebagaimana yang Allah firmankan dalam Al-Quran sebagai 'baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur', itu tercipta", demikian Aswadi memungkasi.(DA/MCH)
19 Mei 2025
'Labi-labi Prioritas', Ikhtiar Kemenag Wujudkan Layanan Haji Ramah Lansia di Aceh
Aceh (PHU) --- Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Aceh menghadirkan angkutan umum 'labi-labi' sebagai salah satu bentuk wujud layanan haji ramah lansia. Angkutan umum sejenis angkot itu dihadirkan untuk menunjang aktivitas jemaah, khususnya lansia. Labi-labi merupakan angkutan umum yang populer sejak tahun 80 sampai 90-an yang memiliki bentuk seperti mobil pick up dengan tempat duduk dan penutup di bagian atas. Jika dilihat sekilas, bentuknya memang mirip seperti kura-kura (labi-labi), mempunyai cangkang di bagian punggung belakang. Ketua PPIH Embarkasi Aceh, Azhari mengatakan, saat ini di Asrama Haji Embarkasi Aceh hanya ada satu mobil golf. Untuk membantu jemaah, maka ditambah dengan satu unit angkutan labi-labi. "Sebenarnya ini hanya untuk menunjang transportasi, mungkin ada lansia dari gedung A mau ke gedung B. Kan mobil golf itu cuma satu, terbatas. Makanya didukung dengan labi-labi," kata Azhari, di Aceh, Senin (19/5/2025). Angkutan umum Aceh 'tempo doeloe' tersebut diberi nama 'Labi-labi Prioritas'. Setiap hari, mobil ini selalu siaga melayani para jemaah untuk mengikuti serangkaian kegiatan selama berada di Asrama Haji Embarkasi Aceh. Kehadiran labi-labi tahun ini, menurut Azhari, selain memberikan kenyamanan bagi jemaah juga untuk mengenang (nostalgia) akan moda transportasi yang pernah populer di Aceh pada masanya. "Tahun-tahun sebelumnya tidak ada. Ini juga mengingatkan kita akan masa lalu," ujarnya. Azhari menjelaskan, selama proses kedatangan dan aktivitas jemaah di asrama haji, layanan transportasi tersebut memang sangat dibutuhkan. Karena itu, selain pihaknya juga menghadirkan sejumlah kursi roda, kehadiran labi-labi cukup membantu. Salah seorang jemaah asal Aceh Tengah, Masri Muhammad menyambut baik kehadiran labi-labi sebagai fasilitas penunjang jemaah selama berada di asrama haji. "Ini layanan yang sangat bagus. Sangat terbantu," sebutnya.
19 Mei 2025
Mendaftar Sejak Kelas 1 SD, Kakak-Beradik Ini Berhaji di Usia Muda
Aceh (PHU) --- Dua gadis belia yang merupakan kakak beradik mendapatkan berkah yang luar biasa. Di usia muda, mereka sudah mendapatkan panggilan ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji. Nazhifah Nafara dan adiknya, Nashira Taharah masih berusia 22 dan 20 tahun. Keduanya dari Blang Oi, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh. Mereka yang tergabung dalam kelompok terbang (Kloter) 2 Embarkasi Aceh (BTJ 02) sudah berangkat ke Arab Saudi, Senin (19/5/2025) jam 09.30 WIB, melalui Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Aceh Besar, menuju Bandara King Abdulaziz, Jeddah. Kakak-adik ini tak hanya berangkat berdua, tapi juga bersama sang ibunda, Riana Dewi serta adiknya atau bibi dari Nazhifah. Saat di ke Asrama Haji Embarkasi Aceh, Minggu (18/5/2025), keduanya tampak bugar dan semangat menjalani pemeriksaan kesehatan dan mengantre mengambil berbagai dokumen keberangkatan. Sang kakak, Nazhifah bercerita jika mereka didaftarkan haji oleh orang tuanya pada 2012 silam. Kala itu, dirinya masih duduk di kelas 3 sekolah dasar (SD), sedangkan sang adik baru saja masuk SD. Saat itu orang tuanya lebih awal mendaftar, namun beberapa bulan kemudian mereka menyusul didaftarkan juga. Pada waktu itu, mendaftar haji tidak dibatasi usia, karena berpedoman pada Peraturan menteri Agama (PMA) No 14 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler yang tidak mengatur batasan usia minimal pendaftar haji. Pada 27 Mei 2025, Kemenag menerbitkan PMA No 29 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler yang mengatur bahwa salah satu syarat mendaftar haji adalah berusia minimal 12 tahun. Mereka tak menyangka, setelah menunggu selama 13 tahun, akhirnya bisa mendapatkan panggilan haji di usia muda. "Yang pasti senang bisa berangkat ibadah haji," ujarnya. Gadis yang tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh ini mengungkapkan, jika di tanah suci nanti, ia ingin memanjatkan doa-doa yang baik. Sang ibu, Riana Dewi mengungkapkan, sejak awal dirinya memang langsung mendaftarkan anak-anaknya. Alasannya, ia ingin bisa pergi ke Baitullah dengan anak-anaknya. "Terus dulu juga terpikir kalau nanti saya berangkat, gak tahu mau titip-titip anak di mana, makanya diajak terus sekalian," ujarnya. Ia pun memohon doa agar keluarganya diberikan kelancaran dan kesehatan dalam beribadah haji.
16 Mei 2025
Walikota Pariaman Lepas 105 Jemaah Haji ke Tanah Suci
Pariaman (PHU) -- Walikota Pariaman Yota Balad resmi melepas 105 jemaah haji asal Kota Pariaman, 103 masuk dalam kloter PDG-11 dan sisanya akan tergabung bersama kloter terakhir dari Embarkasi Padang, yakninya kloter PDG-15 Yota Balad mengucapkan selamat kepada Jemaah yang akan segera menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekkah Al Mukarramah. "Kami semua senantiasa mendoakan Bapak Ibu jemaah haji. Semoga perjalanan menuju panggilan Allah ini berlangsung lancar dan selalu dalam keadaan sehat. Keberangkatan ini merupakan buah kesabaran dari kita semua. Semoga sepulang dari Tanah Suci mendapat predikat haji yang mabrur,” ucapnya di Kota Pariaman. Kamis (15/5/2024). Yota Balad juga menyampaikan, bahwa Pemko berusaha meningkatkan dan menyempurnakan pelayanan terhadap jemaah haji setiap tahunnya. Dengan memfasilitasi sejak awal persiapan hingga pengantaran dan penjemputan jemaah nantinya. “Pemko berusaha meningkatkan pelayanan jemaah haji dengan memfasilitasi keberangkatan ke Embarkasi hingga Kepulangan ke Kota Pariaman,” kata Yota. Yota menuturkan, keberangkatan ini merupakan buah kesabaran dari kita semua. Semoga sepulang dari Tanah Suci mendapat predikat haji yang mabrur. "Kami semua senantiasa mendoakan Bapak Ibu jemaah haji. Semoga perjalanan menuju panggilan Allah ini berlangsung lancar dan selalu dalam keadaan sehat. Keberangkatan ini merupakan buah kesabaran dari kita semua. Semoga sepulang dari Tanah Suci mendapat predikat haji yang mabrur,” ucapnya. Kepala Kantor Kemenag Kota Pariaman Rinalfi mengatakan 103 Jemaah Haji Kota Pariaman yang tergabung dalam kelompok terbang (Kloter) PDG-11 Embarkasi Padang, dijadwalkan masuk asrama haji tanggal 21 Mei 2024 dan terbang menuju Jeddah esok harinya (22/5/2025). “Jumlah jemaah haji kita 105 orang, 103 masuk dalam kloter 11 dan sisanya akan tergabung bersama kloter terakhir dari Embarkasi Padang, yakninya kloter 15,” ujar Rinalfi. Ia menyampaikan, sepekan jelang keberangkatan Jemaah menuju Embarkasi Padang, telah dipersiapkan dengan matang, baik administrasi maupun fisik dan psikis, bimbingan manasik untuk semua Jemaah, yang hasil kolaborasi Kemenag bersama Pemko serta pihak terkait lainnya. “Hari ini, Pemerintah Kota (Pemko) Pariaman bersama Kemenag, melepas Jemaah Calon Haji secara resmi di Balairung Rumah Dinas Walikota sekaligus Walimatussafar Haji,” katanya. "Alhamdulillah, segala persiapan dan tahapan telah diselesaikan. Untuk jemaah calon haji termuda tahun ini berumur 22 tahun, an. Safira Amalia dan tertua berumur 83 tahun, an. Nurleli,” sambungnya. Berdasarkan rapat teknis yang telah dilaksanakan, serta dihadiri oleh seluruh pihak terkait, Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU), Syaiful Azmi menambahkan bahwa untuk keberangkatan nanti, Rombongan jemaah haji akan bertolak dari Aula Balaikota Pariaman, dilepas secara resmi oleh pejabat terkait dan diantar langsung oleh perwakilan Pemerintah Daerah bersama jajaran Kemenag menuju Embarkasi pada Rabu Sore (21/05/2024). “Kita akan menuju Embarkasi Padang melewati Padang Pariaman - Lubuk alung dan esoknya seluruh jemaah akan diterbangkan menuju Jeddah dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM), pada Kamis 22 Mei 2024, pukul 18.40 WIB (sesuai jadwal), menggunakan Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan LNI 3086,” jelas Syaiful. Syaiful menambahkan, bahwa ada beberapa proses yang akan dijalani jemaah selama lebih kurang 24 jam berada di Asrama Haji Tabing Padang, diantaranya pemeriksaan kesehatan, proses imigrasi dan administrasi lainnya. Termasuk proses boarding dilakukan di asrama haji, sehingga nanti turun dari bus jemaah langsung naik pesawat. “Sedangkan untuk tahun ini, bertindak sebagai Pembimbing Ibadah Ekdi Masteldi Indra, Ketua Kloter Abdullah Alamudi, Dokter Riyana Andardewi, serta Petugas Haji Daerah Adril Moniza,” tambahnya. “Untuk keberangkatan menuju Asrama Haji Embarkasi Padang, kembali diakomodir dan difasilitasi oleh Pemerintah Daerah Kota Pariaman, untuk itu kita apresiasi dan ucapkan banyak terimakasih,” pungkas Kasi PHU. Hadir dalam pelepasan secara resmi ini, unsur pimpinan Forkopimda, OPD dan Ketua MUI, Ketua BAZNAS, Ketua ORMAS, Ketua DMI, Ketua FKUB, Ketua LKAAM, Ketua KAN, beserta undangan lainnya. (Adi/Meri)
15 Mei 2025
Cerita Awan Dahlan Dapat Prioritas Lansia, Berhaji di Usia 100 Tahun Bersama Istri
Aceh (PHU) --- Usia Awan Dahlan sudah 100 tahun. Usia yang sudah sangat sepuh bagi ukuran orang Indonesia. Istrinya, Anan Dahniar juga sudah tua, 95 tahun. Di rumahnya, di Tapak Moge Timur Kecamatan Kute Panang, Aceh Tengah, keduanya sumringah. Tentu saja, karena pasangan gaek ini akan berangkat ke tanah suci 20 Mei 2025 mendatang. Awan adalah sapaan hormat dalam Bahasa Gayo untuk memanggail kakek, sedangkan anan sebutan untuk nenek. Hari itu, 29 April 2025, keduanya baru saja pulang dari puskesmas (pusat kesehatan masyarakat) untuk suntik vaksin. "Ini yang kedua," ujar Dahniar dengan logat Gayo yang khas. Suntik kedua yang dimaksud adalah vaksin polio. Pemerintah Indonesia menegaskan kewajiban vaksinasi, baik untuk seluruh jemaah maupun petugas haji. Selain vaksin meningitis yang telah menjadi syarat wajib selama ini, mulai tahun ini juga diwajibkan vaksinasi polio. “Kewajiban vaksinasi polio bagi para jemaah dan petugas haji mengikuti ketentuan Kementerian Kesehatan Arab Saudi yang dikeluarkan Maret 2025 bagi para pelaku perjalanan dari Indonesia. Aturan itu ditujukan bagi negara yang pernah mengalami kasus polio selama satu tahun terakhir,” jelas Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI, Liliek Marhaendro Susilo sebagaimana siaran resmi dari Kementerian Agama (Kemenag) RI. Selain itu, seluruh jemaah haji juga wajib memenuhi syarat istitaah kesehatan sebelum melunasi biaya perjalanan haji (Bipih). Istitaah kesehatan ini ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 142 Tahun 2025 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Pengisian Kuota Haji Reguler dan Pelaksanaan Pembayaran Pelunasan Bipih Reguler. Untuk memenuhi syarat-syarat istitaah kesehatan, jemaah haji akan melewati pemeriksaan medis menyeluruh, meliputi pemeriksaan fisik, kognitif, mental, dan kemampuan menjalankan aktivitas harian. Menurut pengakuan Awan Dahlan, dari hasil pemeriksaan kesehatan, tidak ada penyakit serius yang dideritanya. "Nggak ada, katanya (dokter), Nggak apa-apa," kata Dahlan yang merupakan jemaah haji tertua di Aceh tahun ini. Di usianya yang renta, Awan Dahlan masih tampak bugar, sehari-hari ia masih rutin ke kebun kopinya. Matanya terang, hanya sesekali memakai kacamata untuk membaca dan masih mengendarai motor ke kebunnya. Berbicara dengannya tidak harus berteriak, ia masih mendengar jelas. "Yang lupa Bapak ni, ingatannya," ucap Dahniar, "kune kase, iso (entah gimana nanti, di sana--Arab)." Tapi lupa ingatannya tidak parah, tidak sampai demensia yang membuatnya lupa arah rumah atau kebunnya. "Paling waktu aja, dia lupa. Hmm. Mesti, ayo salat. Kalau udah lama-lama, akhirnya jadi enggak tahu," kata perempuan yang mempunyai sembilan orang anak tersebut. Meski demikian, pasangan sepuh ini mengaku sudah siap untuk berangkat ke tanah suci. Semua persyaratan sudah diselesaikan, bimbingan manasik tidak pernah alpa dihadirinya. Program senam lansia di puskesmas juga diikutinya. "Alhamdulillah, lahir batin" kata Dahniar. "Mudah-mudahan, masih sehat. Saya malah kepikiran sama yang dorong-dorong aja, saya pikir. Kan, ramai-ramai juga itu, iya kan?" ujar Dahlan membayangkan ketika di Masjidil Haram nantinya. **Berhaji dari Hasil Kopi** Awan Dahlan tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 3 Embarkasi Aceh. Ia akan berangkat bersama jemaah lainnya dari Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah dan Banda Aceh. "Alhamdulillah bisa mengunjungi ka'bah tiga kali. Berkah umur, Alhamdulillah," ujar kakek 12 bersaudara ini. Dahlan sudah pernah melakukan umrah bersama istrinya. Setelah dua kali menginjakkan kaki di tanah suci, Awan dan Anan ini baru terpikir untuk mendaftar haji. "Ulak umrah (pulang umrah) ni," ujar Dahniar sambil mengingat-ingat kembali tahun mereka pernah ke tanah suci. Setelah pulang dari umrah yang kedua, barulah keduanya punya niat mendaftar haji. "2017 pergi. 2018 berhenti, 2019 pergi lagi. Pulang umrah dua kalinya, terus daftar haji," kata Dahniar melanjutkan. Di usianya yang senja, Dahlan dan Dahniar berangkat ke tanah suci berdua, sebagaimana penah dua kali berumrah, juga berdua. Anak-anak tidak ikut mendampingi. Dari sembilan orang, baru dua anaknya yang sudah mendaftar haji. "Dua kali umrah berdua. Alhamdulillah, nggak ada pisah-pisah. Berangkat haji, berdua," ucap Dahniar. Keduanya mendaftar haji dari hasil kebun. Begitu pun umrah. Meski pun masih memiliiki beberapa petak sawah warisan di kampungnya, Atang Jungket Kecamatan Bies Aceh Tengah, Dahlan mengaku dana yang digunakan untuk mendaftar haji semuanya dari hasil kebun kopi. "Semuanya kebun, izin Allah. Dari kopi semuanya, kumpul-kumpul kami." Ditanya berapa luas kebunnya, Dahlan hanya tertawa. "Sedikit," katanya tersenyum merendah. Ia menunjuk satu kebun kopi di sekeliling rumahnya dan satunya lagi yang jauh. "Satu di bawah, jauh bang, ada satu kilo (jaraknya)," ujar Munawar, anak bungsunya yang berusia 42 tahun. Menurut Munawar, dari kebun tersebut bisa menghasilkan 30-40 kaleng sekali panen. Satu kalengnya kalau digabahkan sekitar 4 bambu (sekitar 1,2 kg). "Itu sekali panen, dua minggunya (kemudian) panen lagi," ujarnya. Di musim panen, jelas Munawar, dari Oktober sampai Januari bisa mencapai 10 kali panen. Sementara di Februari-Maret agak kurang. "Tapi yang ini mau putus, bulan sembilan (September) lagi nanti." Dahlan bercertia, akhir tahun lalu hasil kebunnya mencapai 60 kaleng sekali panen. Hasil kebun itu digunakan untuk melunasi Bipih ketika namanya diumumkan sebagai jemaah yang berhak melunasi di tahun ini. "Pelunasan sekali terus, enggak ada cicil-cicil, Insyaallah, lancar," kata Dahlan. **Prioritas Haji untuk Lansia** Pasangan sepuh ini sebenarnya tidak menyangka akan berangkat haji tahun ini, karena baru mendaftar haji 5 tahun lalu. Namun takdir berkata lain, mereka termasuk dalam kuota prioritas khusus jemaah lansia. Mungkin ini jawaban dari doa-doa Anan Dahniar setiap kali salat, baik di rumahnya maupun di Makkah dan Madinah ketika umrah. "Habis ini, panggil ya Allah. Mudahkan rezeki ku, ya Allah. Gitu tiap salat," ucap nenek tujuh bersaudara itu. Awan Dahlan dan istrinya mendaftar haji pada November 2019. Kalau saja tidak masuk dalam prioritas lansia, ia harus menunggu hingga tahun 2044 untuk berangkat haji. "Lama antrian jemaah haji Aceh yang mendaftar tahun 2019 mencapai 25 tahun," ujar Azhari, Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Aceh. Azhari menjelaskan, sesuai KMA Nomor 1196 tahun 2024 tentang Kuota Haji Reguler Tahun 1446 Hijriah/2025 Masehi, Aceh mendapatkan 219 kuota khusus lansia pada tahun 2025. "Dari 4.378 kuota untuk Aceh tahun ini, 219-nya diprioritaskan untuk lansia," kata Azhari lagi. Prioritas untuk lansia ini, kata Azhari, disusun secara urut dari usia paling tua melalui Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat). "Syaratnya, sudah mendaftar haji paling kurang 5 tahun," ucap Azhari. Menurut Azhari, meski secara umum, seseorang yang berusia 65 tahun ke atas sudah termasuk kategori lansia, namun karena keterbatasan kuota, prioritas diberikan kepada yang lebih tua. "Cuma karena masih banyak yang di atas 80, yang 70 belum masuk. Secara kategori sudah masuk lansia. Tapi karena kuota lansia 219 orang, 80 tahun ke atas sudah terpenuhi," ujarnya. Meski kuota prioritas untuk berangkat hanya 219 orang, Azhari menerangkan, ada 1.168 jemaah haji Aceh tahun 2025 yang termasuk dalam kategori lansia. "Lansia paling banyak, di rentang umur 65 sampai 75 tahun, hampir 800 orang," ujarnya. Ia merincikan, di rentang usia 65-75 tahun ada 799 jemaah, di usia 76-95 tahun ada 362 jemaah. Lalu, jemaah yang berusia lebih dari 95 tahun ada 7 orang. Namun demikian, Azhari menegaskan, pelayanan terhadap jemaah lansia tetap diutamakan. Pelayanan khusus akan diberikan sejak mereka memasuki asrama haji. Mereka akan ditempatkan di lantai satu gedung asrama demi memudahkan mobilitas mereka. Selain itu, semua aktivitas umum di asrama akan ditiadakan bagi para lansia untuk menjaga kondisi fisik mereka tetap prima. “Pelayanan ini merupakan bentuk perhatian pemerintah agar jemaah lansia dapat menjalankan ibadah haji dengan nyaman dan aman," kata Azhari.
14 Mei 2025
Wagub Giri Prasta Lepas 672 Jemaah Haji Bali
Denpasar (PHU)--Sebanyak 672 jemaah haji Provinsi Bali dilepas secara simbolik oleh Wakil Gubernur Bali, Nyoman Giri Prasta, di Gedung Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Selasa (13/5/2025). Wagub berharap, pelaksanaan ibadah haji merupakan bagian tak terpisahkan dari wajah harmoni Bali yang inklusif. Hadir dalam kegiatan bertajuk Pembinaan Pemberangkatan dan Pelepasan Jemaah Haji Provinsi Bali Tahun 1446 H/2025 M jajaran Forkopimda Provinsi Bali, Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan Keagamaan, Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Kantor Imigrasi, Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan, Pimpinan Perbankan dan para pejabat di Lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bali. Dalam arahannya, Giri Prasta menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Bali berkomitmen mewujudkan sila Pancasila, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Oleh karenanya, pemerintah sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keberagaman dan toleransi antarumat beragama. “Kehadiran dan partisipasi umat muslim di Bali dalam menjalankan rukun Islam kelima merupakan bagian tak terpisahkan dari wajah Bali yang inklusif,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bali, Komang Sri Marheni, mengajak jemaah haji untuk memaknai perjalanan ibadah haji bukan hanya saja kewajiban ritual semata, melainkan momen penyucian diri yang sarat makna dan dijalankan dengan kesungguhan hati. “Perjalanan haji bukan sekadar menuju tempat yang suci, tetapi juga perjalanan pulang menuju hati yang lebih bersih dan jiwa yang lebih damai,” ujar Marheni. Kakanwil juga menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih yang mendalam kepada Gubernur Bali beserta jajaran pemerintah daerah yang telah menunjukkan perhatian dan dukungan luar biasa dalam penyelenggaraan ibadah haji. Menurutnya, dukungan tersebut merupakan wujud nyata dari semangat menyama braya yang menjadi kekuatan utama harmoni antarumat beragama di Pulau Dewata. Dalam laporannya, Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Provinsi Bali, H. Mahmudi menyampaikan bahwa kuota jemaah haji Provinsi Bali mencapai 698 orang dengan rincian 690 jemaah haji, 6 Petugas Haji Daerah dan 2 Pembimbing KBIHU. Seluruh kuota tahun 2025 dapat terserap, bahkan Bali memiliki 79 jemaah cadangan yang telah melunasi dan siap diberangkatkan bila ada tambahan kuota. “Dari total 698 jemaah, 32 jemaah melakukan mutasi keberangkatan dari luar Bali dan 5 mutasi berangkat dari Provinsi Bali plus 1 geseran kuota pembimbing KBIHU dari Kalimantan Timur. Total jemaah yang berangkat dari Provinsi Bali sebanyak 672 jemaah dengan rincian Denpasar 236 orang, Buleleng 84 orang, Jembrana 86 orang, Klungkung 11 orang, Gianyar 24, orang, Karangasem 53 orang, Bangli 11 orang, Badung 118 orang, Tabanan 40 orang, Petugas Haji Daerah 6 orang dan pembimbing KBIHU 3 orang,” rinci H. Mahmudi. Jemaah haji akan diberangkatkan dari Provinsi Bali pada 21 Mei 2025 dan masuk asrama pada 22 Mei 2025 pukul 06.00 WIB. Jemaah Bali yang tergabung dalam kloter 71 dan 72 Embarkasi Surabaya direncanakan tiba kembali di Surabaya pada 3 Juli 2025 pukul 20.20 WIB untuk Kloter 71 dan pukul 21.30 WIB untuk Kloter 72. Jemaah termuda atas nama Nadia Rahmatika usia 21 tahun dari Kota Denpasar dan jemaah tertua atas nama Siti Maimunah usia 89 tahun dari Kabupaten Buleleng. Ia menegaskan bahwa ibadah haji adalah momen penyucian diri yang sarat makna, dan seyogianya dijalani dengan kesungguhan hati. Dalam pandangan beliau, haji bukan hanya kewajiban ritual, tetapi juga refleksi kehidupan sejati, yang menyadarkan setiap individu akan kefanaan dunia dan pentingnya penguatan hubungan dengan Sang Khalik serta sesama manusia. Penulis: Kontributor