Jakarta (PHU)-- Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Hilman Latief meminta para pengelola anggaran Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) untuk membangun komunikasi dengan berbagai pihak terkait untuk memaksimalkan penggunaan anggaran SBSN.
"Kita bisa konsultasi kepada Kementerian Agama diwilayah berbeda. Kenapa wilayah satu bisa progress sedangkan di wilayah lainnya kurang baik. konsultasi dan komunikasi sangat penting untuk dibangun," kata Hilman saat Evaluasi Program dan Anggaran di Jakarta. Rabu (09/03/2022).
Selain membangun komunikasi, pengelola anggaran SBSN juga harus bisa mengatur strategi agar pembangunan proyek dengan anggaran SBSN tersebut menjadi terlaksana dan tepat guna agar hasilnya bisa dirasakan jemaah haji dan umrah.
"Dengan langkah percepatan dan strategi yang terus dilakukan, semoga persiapan haji dan ikhtiar kita semua dapat membuahkan hasil. Didukung dengan terselesainya fasilitas tepat guna nantinya, kita berharap manfaat asrama haji dan PLHUT dapat dirasakan oleh jemaah dalam proses pelayanan Kementerian Agama kedepannya," terangnya.
Saat ini terdapat total 61 Lokasi pembangunan dan revitalisasi SBSN dengan anggaran 2022. Terdapat 10 lokasi revitalisasi dan pengembangan asrama haji serta 45 lokasi revitalisasi dan pembangunan Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu (PLHUT). Dilanjutkan dengan pagu lanjutan SBSN Tahun Anggaran 2021 dengan total 6 lokasi.
Hilman menyebutkan, dengan rincian total anggaran yang disediakan kurang lebih 462M, evaluasi pelaksanaan wajib dilakukan percepatan secara intensif, saling mengawasi dan mengingatkan, dan dipastikan tepat guna.
Jangka waktu yang menjelang pertengahan tahun, Hilman menganjurkan para pengaju untuk memikirkan strategi yang tepat.
"Anggaran yang dipercayakan SBSN kepada kita tahun ini harus dimanfaatkan dengan maksimal. Karena kedepannya kita tidak akan tahu apakah ada perubahan regulasi, kebijakan dan kemungkinan apakah kita masih bisa melakukan perkembangan ini secara berkelanjutan? Kita harus memikirkan hal ini secara jangka panjang. Belum tentu anggaran ini bisa tersedia di tahun depan," Ungkapnya.
Hilman mengimbau kepada para pengaju untuk memperbaiki kekeliruan yang pernah ada di tahun-tahun sebelumnya. hal kritis terkait dengan perencanaan strategis dan situasi lapangan penting untuk dijalankan secara beriringan.
"Kita harus open minded dengan terus berkaca dari kekurangan sebelumnya dengan penerapan standar SOP yang bisa diterapkan diseluruh asrama haji maupun PLHUT. karena kami ingin proses ini terselesaikan dengan kualitas baik dan tepat waktu," imbaunya.
Hilman menjelaskan untuk target pelaksanaan Proyek SBSN Lanjutan Tahun Anggaran 2021 dengan deadline paling lambat akhir maret 2022 dan proyek SBSN Tahun Anggaran 2022 paling lambat selesai pada Desember 2022. Waktu semakin lama kian menipis.
Ia kemudian mencanangkan langkah percepatan dilakukan dengan mengamati monitoring lanjutan dan antisipasi kemungkinan yang terjadi di lapangan.
"Dibeberapa daerah misalnya cukup tricky. Penyedia semen diwilayah tertentu cukup terbatas. berbanding terbalik dengan besaran permintaannya. Pengaju harus ada pengamatan penuh dan megantisipasi resikonya," tandasnya.