Dahnil Anzar: Manasik Sangat Penting, Haji Harus Sukses dalam Ritual, Ekonomi, dan Peradaban

19 Apr 2025 oleh Amnia Salma | dilihat 5288 kali

Jakarta (PHU) — Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji), Dahnil Anzar Simanjuntak, menekankan pentingnya kegiatan bimbingan manasik haji sebagai bagian integral dari kesiapan jemaah Indonesia menjelang keberangkatan ke Tanah Suci. Hal tersebut disampaikan saat memberikan sambutan dalam kegiatan Bimbingan Manasik Haji Nasional di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Sabtu (19/4).

“Manasik sangat penting bagi jemaah haji sebagai upaya persiapan dan pelaksanaan saat di Saudi Arabia. Kami sadar bahwa jemaah haji Indonesia sangat beragam. Mungkin ada yang pertama kali naik pesawat, bahkan pertama kalinya ke luar daerah. Maka, hal-hal teknis dalam perjalanan haji sangat penting. Yang tak kalah penting adalah istithaah,” ujar Dahnil. Ia mendoakan agar seluruh jemaah haji Indonesia senantiasa diberikan kesehatan dan kebugaran dalam menjalani seluruh rangkaian ibadah.

Dahnil juga menyampaikan bahwa Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) merupakan lembaga baru hasil kebijakan Presiden Prabowo Subianto, yang akan mulai bertanggung jawab penuh sebagai otoritas penyelenggaraan haji nasional mulai tahun 2026, pasca-perubahan Undang-Undang No. 8 Tahun 2019 diselesaikan.

“Sebagian besar masyarakat mungkin belum mengetahui tentang BP Haji. Badan ini adalah terobosan baru yang dibentuk Presiden Prabowo agar haji tidak hanya menjadi kegiatan ritual, tapi juga berdampak luas bagi bangsa. Tahun ini, seluruh satuan kerja Kementerian Agama masih membantu proses penyelenggaraan haji, dan kami belajar banyak dari Kemenag,” lanjutnya.

Dalam menyongsong perubahan tata kelola haji nasional, BP Haji merumuskan “Tri Sukses Penyelenggaraan Haji” sebagai pilar utama yang akan dijalankan ke depan:

  1. Sukses Ritual – Ibadah haji berjalan sesuai syariat, dengan penyelenggaraan yang efisien, aman, nyaman, dan bebas dari praktik korupsi.
  2. Sukses Ekosistem Ekonomi – Memberikan multiplier effect secara ekonomi, membangkitkan daya saing, dan memperkuat simbolisasi kebangkitan umat.
  3. Sukses Peradaban dan Keadaban – Menjadi ajang penguatan ukhuwah wathaniyah dan nasionalisme.

“Haji harus menjadi penguat kebangsaan. Jangan lupa, kemerdekaan Indonesia juga lahir dari kontribusi para haji. Maka kami yakin, tahun ini akan menjadi tahun penyelenggaraan haji terbaik sepanjang sejarah, dan kami akan meneruskan standar tinggi yang sudah dibangun oleh Kemenag,” pungkas Dahnil.