Rektor UHN Apresiasi Layanan Haji Ramah Lansia

15 Jul 2024 oleh Husni Anggoro | dilihat 657 kali

Denpasar (PHU) – Pelaksanaan ibadah haji 2024 tengah menjadi perbincangan hangat. Keberhasilan pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama dalam pelaksanaan ibadah haji mendapat berbagai apresiasi. Rektor UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar, Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si turut menyampaikan apresiasinya.

Sebagai pimpinan UHN Sugriwa yang telah berikrar sebagai “Kampus Kerukunan”, Prof. Ngurah Sudiana memandang bahwa penyelenggaraan ibadah haji tahun ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, baik dari sisi kuantitas peserta maupun kualitas pelaksanaan.

“Yang patut kita apresiasi bersama pula, bahwa penyelenggaraan haji tahun ini dibawah kepemimpinan Gus Men kembali mengoptimalkan pelayanan kepada peserta yang merupakan lansia, sesuai tema Haji Ramah Lansia,” ungkapnya, Minggu (14/7/2024).

Melansir pemberitaan Ditjen Pengelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, jumlah lansia berdasarkan data Siskohat mencapai 44.795 orang. Jika dirasiokan dengan jumlah haji reguler 213.320, mencapai hampir 21%. “Tentunya hal ini menjadi perhatian khusus Gus Men” ujar Prof. Ngurah Sudiana.

Tak sekadar mengusung tema Ramah Lansia, berbagai inovasi dilakukan oleh Kemenag. Mulai dari syarat istithaah kesehatan peserta, petugas layanan lansia, Bimsik lansia, pengkloteran, mempersingkat seremoni, layanan lansia di Asrama Haji hingga Arab Saudi, Safari wukuf khusus, serta Tanazul lansia.

Peningkatan kualitas pelayanan melalui inovasi utama “One Stop Service” yang menyediakan layanan terpadu bagi jamaah haji juga tak kalah penting. Jamaah haji diberikan layanan termasuk akomodasi, transportasi, dan bantuan medis dengan lebih efektif serta efisien.

Pengoptimalan pelayanan ibadah haji bagi para lansia ini menurut Prof. Ngurah Sudiana yang notabene Ketua PHDI Bali tiga periode, 2007-2022 bisa menjadi inspirasi untuk peningkatan pelayanan umat kedepannya, khususnya umat Hindu. Misalnya saat upacara tertentu yang melibatkan umat yang banyak, diadakan pelayanan khusus bagi lansia.

“Ini bisa dijadikan pertimbangan bagi pemerintah daerah dan lembaga umat kedepannya. Misalnya di Bali, bagaimana dalam upacara yang besar, seperti ida bhatara turun kabeh, panca wali krama, ekadasa ludra dan upacara di pura khayangan jagat yg letaknya jauh di gunung ada pelayanan khusus bagi lansia, ibu hamil, anak-anak, maupun saudara-saudara kita yang berkebutuhan khusus. Dalam upacara di pura pura utama biasanya umatnya membludak sehingga perlu disiapkan pelayanan khusus dimaksud,” ucapnya. (nas/sas)