Solo (PHU) --- Pelayanan aduan Kawal Haji menjadi andalan bagi jemaah haji Indonesia dalam menyampaikan keluhan, masukan, dan saran selama pelaksanaan ibadah haji tahun 2024. Kanal komunikasi ini terbukti efektif dalam mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi jemaah sekaligus menjadi parameter penting untuk perbaikan layanan haji di masa mendatang.
Direktur Bina Haji Arsad Hidayat menegaskan bahwa Kawal Haji berperan vital dalam menjaga kualitas layanan haji. Kawal Haji bukan hanya sekedar kanal pengaduan, tetapi juga alat evaluasi yang sangat penting. Melalui aduan dan masukan dari jemaah, kami bisa mengidentifikasi masalah secara langsung dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk perbaikan.
"Insya Allah aplikasi Kawal Haji akan disempurnakan kedepannya agar lebih menjangkau secara luas serta menjadi kanal komunikasi yang terpercaya dan reliable bagi jemaah haji Indonesia menuju tercapainya haji mabrur, sehat dan selamat," ujar Arsad dalam sambutannya pada acara Evaluasi Penyelenggaraan Operasional Haji Embarkasi Solo Tahun 1445 H/2024 M di Solo, Jum'at (2/8/2024).
Selama operasional haji tahun ini, Kawal Haji menerima pengaduan yang mencakup berbagai aspek, mulai dari konsumsi, akomodasi, transportasi, jemaah terpisah, barang hilang hingga pada layanan kesehatan. Setiap pengaduan ditangani dengan cepat oleh petugas yang bertugas 24 jam sehari untuk memastikan jemaah mendapatkan solusi yang tepat dan cepat.
"Kami memiliki petugas yang siap merespon setiap aduan dengan cepat. Ini menunjukkan komitmen kami untuk memberikan pelayanan terbaik bagi jemaah. Kami juga menggunakan data dari pengaduan ini untuk analisis lebih lanjut guna meningkatkan kualitas pelayanan di masa mendatang," tambah Arsad.
Tidak hanya itu, Kawal Haji juga menyediakan berbagai saluran komunikasi yang memudahkan jemaah untuk menyampaikan keluhan, termasuk melalui aplikasi mobile, dan call center. Inovasi ini diharapkan dapat mempermudah jemaah dalam menyampaikan keluhan dan saran perbaikan layanan kapan saja dan di mana saja.
"Salah satu keunggulan Kawal Haji adalah kemudahan akses. Jemaah bisa mengirim aduan melalui aplikasi mobile dan call center. Kami berusaha menjangkau jemaah dengan cara yang paling mudah bagi mereka," jelasnya.
Di hadapan peserta kegiatan evaluasi penyelenggaraan haji, Arsad mengatakan bahwa data dan masukan yang diperoleh dari Kawal Haji menjadi dasar penting bagi Kementerian Agama dalam merumuskan kebijakan dan program perbaikan layanan haji di masa mendatang. Ditambahkan Arsad, setiap masukan dari jemaah sangat berharga dan akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
"Kami sangat menghargai setiap masukan dari jemaah dan KBIHU. Setiap aduan yang diterima tidak hanya ditangani, tetapi juga dianalisis untuk mencari solusi jangka panjang. Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk terus memperbaiki penyelenggaraan haji," katanya.
Ketua Kloter yang berkualitas dan responsif, tambah Arsad, adalah ujung tombak dalam penanganan masalah di lapangan. Mereka harus mampu dan bekerjasama dengan PPIH Arab Saudi dan Petugas Haji Daerah (PHD) guna memastikan setiap aduan/keluhan dari jemaah dapat ditangani dengan cepat dan tepat. Mereka harus mampu berkomunikasi dengan baik.
"Ketua Kloter harus bisa berkomunikasi dengan baik dengan jemaah dan memahami setiap kebutuhan mereka, untuk memastikan bahwa jemaah merasa diperhatikan dan dilayani dengan baik," tandasnya.
Dengan berakhirnya operasional haji tahun 2024, Kementerian Agama berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan melalui pemanfaatan Kawal Haji sebagai kanal komunikasi yang efektif. Layanan ini diharapkan dapat memberikan kenyamanan dan kepuasan maksimal bagi seluruh jemaah haji Indonesia. (Rd)