Peniti Cinta Petugas di Pakaian Ihram Jemaah

21 Mei 2025 oleh Husni Anggoro | dilihat 5109 kali

Jeddah (PHU)--- Siang itu, rombongan jemaah Kelompok Terbang (Kloter) 10 embarkasi Balikpapan (BPN) baru saja tiba di Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi. Dengan mengenakan pakaian ihram, mereka bergerak menuju Paviliun D—tempat berkumpul sementara sebelum diberangkatkan ke Makkah untuk menunaikan umrah wajib.

Di tengah riuh dan hangatnya suasana, seorang petugas perempuan dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja Bandara mendekati seorang jemaah perempuan paruh baya. Dengan lembut, ia menyapa, merapikan jilbab sang jemaah, lalu dengan sigap melepaskan peniti dari bajunya sendiri dan memasangkannya ke jilbab yang semula agak longgar.

"Saya bantu rapikan ya, Bu. Bismillah, agar tidak keluar-keluar rambutnya," ujar petugas perempuan itu dengan lembut, Selasa (21/5/2025).

Mata sang jemaah berkaca-kaca. Wajahnya merekah oleh senyum haru. 
“Terima kasih ya Mbak, alhamdulillah... peniti cinta dari Mbak ini akan selalu saya kenang,” ucapnya lirih sambil melangkah pergi, membawa serta semangat dan kasih yang melekat pada peniti kecil itu.

Petugas itu adalah Dwi Suci Amalia, seorang jurnalis yang tergabung dalam Media Center Haji (MCH) Daerah Kerja Bandara. Meski tugas utamanya adalah menyiarkan laporan langsung dari Bandara Jeddah, Dwi bersama rekan-rekan MCH lainnya tak ragu turun langsung melayani jemaah.

Mereka mendorong kursi roda, membantu membawa barang, memandu rombongan jemaah, bahkan memapah lansia dan disabilitas ke kendaraan pengantar, hingga memastikan jemaah mulai menjaga agar tak melanggar larangan ihram. Salah satunya, agar aurat sudah terjaga sejak para jemaah mengambil niat ihram.

Bagi jemaah haji gelombang II, Bandara Internasional King Abdulaziz Jeddah memang menjadi titik miqat atau tempat mengambil niat ihram. Maka tak heran bila Dwi, serta petugas lainnya juga turut memperhatikan apakah jemaah sudah memenuhi ketentuan ihram.

Di sela jeda kedatangan kloter berikutnya, barulah Dwi dan para Jurnalis yang tergabung dalam seksi Media Center Haji (MCH) menjalankan peran sebagai penyampai kabar dan informasi bagi publik Indonesia.

Tidak hanya Dwi, ada juga Wiwit Sawitri, Pelaksana Pelayanan Kedatangan dan Keberangkatan Daker Bandara yang siang itu memantau kedatangan jemaah kloter BPN-10. Saat mengetahui seorang jemaah pria Kloter 10 BPN kehilangan atasan ihramnya, Wiwit tak menunggu lama. Ia segera menuju kantor Daker Bandara dan mengambil kain ihram cadangan yang masih terbungkus rapi. Kain itu kemudian diserahkan langsung kepada jemaah lanjut usia yang tengah duduk di kursi roda—sebuah tindakan kecil namun menyelamatkan kekhusyukan ibadah seorang tamu Allah.

Bagi petugas PPIH Daker Bandara, perhatian terhadap pakaian ihram bukan hanya soal kerapian atau estetika. Ini tentang menjaga kekhusyukan, memastikan syarat sah umrah terpenuhi, dan mendampingi para tamu Allah dengan ketulusan.

Di balik hiruk-pikuk bandara, terik cuaca, dan tugas yang silih berganti, terselip kelembutan dan cinta—kadang hadir dalam bentuk sepotong peniti.(ben)