Bimtek PPIH 2024, Layanan Lansia Jadi Aspek Kritis yang Harus Dipahami Petugas

21 Mar 2024 oleh Winda Galuh Desfianti | dilihat 16213 kali

Jakarta (PHU) – Haji Ramah Lansia menjadi tagline Kementerian Agama dalam penyelengaraan haji 1445H.

Haji Ramah Lansia yang dimulai pada 2023 atau 1444H berfungsi untuk membantu aksesibilitas jemaah haji lansia dalam proses penyelenggaraan ibadah haji.

Fasilitator Kelas Tusi Lansia Bimtek PPIH Arab Saudi 2024, Vita Priantina Dewi mengatakan jemaah lansia terbagi menjadi dua kategori.

"Pertama lansia potensial dengan kondisi sehat, mandiri, aktif, dan produktif. Dan kedua kategori lansia tidak potensial yaitu lansia dengan kondisi disabilitas," kata Vita saat mengisi materi kelas tusi Bimtek PPIH Arab Saudi 2024 di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Kamis (21/3/2024).

Ia menambahkan berdasarkan fakta di lapangan Indonesia, adalah salah satu negara yang mengalami penuaan penduduk yang berakibat peningkatan penduduk dengan kategori usia 60 tahun keatas.

Pada kategori umur tertentu, khususnya pada sektor karakteristik, kebutuhan, dan masalah yang dihadapi pun juga mempunyai keberagamannya masing-masing.

“Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Klasifikasi lansia terbagi menjadi 3, yaitu lansia muda dengan 60-69 tahun, lansia madya 70-79 tahun, dan lansia tua dengan usia 80 tahun keatas. Pada sektor kondisi kesehatannya, 24,35% lansia mengalami sakit,” tambah Vita.

Untuk itu, lanjutnya layanan lansia menjadi aspek kritis karena petugas PPIH harus memahami masalah yang dihadapi lansia.

Khususnya dalam memahami kebutuhannya, hak dan layanan yang disediakan untuk lansia, cara mendampingi lansia, dan cara berkomunikasi yang tepat sesuai dengan karakteristiknya masing-masing.

“Petugas harus cepat dan siaga, dengan pengetahuan karakteristik, pengenalan studi kasus dan permasalahan serta memberikan layanan terbaik, namun tetap dengan sikap yang baik, menghargai, dan memahami kebutuhan lansia,” tandas Vita.

Melayani jemaah lansia, petugas harus memberikan empati, etika, dan etiket yang baik karena keberagaman karakteristik lansia mempunyai cara perlakukan dan pendekatannya masing-masing sesuai kategori yang ada.

“Memberikan dukungan sosial dan semangat kepada lansia juga menjadi aspek penting yang tidak boleh luput. Dengan informasi ini, maka kita akan bisa lebih memahami cara berpikir jemaah lansia dan memberikan solusi tepat dari apa yang dibutuhkan oleh mereka,” tutupnya.

Kelas layanan tusi lansia terdiri dari 128 peserra dengan para fasilitator Slamet ST, Vita Priantina, Ferkin Susanto, Agnes, Zuhri, Dewi Gustikarini, Fatmawati, Mustarini Bella Vitiara, dan Amnia Salma

Editor : Benny A Fotografer : Winda Galuh D