Jeddah (PHU) ---- Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau para jemaah haji Indonesia untuk lebih cermat dalam mengemas barang bawaan, khususnya makanan, agar tidak menimbulkan kecurigaan petugas bandara Arab Saudi.
Hal ini disampaikan Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Bandara, Abdul Basir, menyusul kejadian pemeriksaan koper salah satu jemaah di Bandara King Abdulaziz, Jeddah, yang dibongkar otoritas setempat karena dianggap mencurigakan.
“Hari ini ada satu koper kabin jemaah yang harus dibongkar karena dibungkus sangat rapat dengan lakban. Setelah dicek, isinya hanya makanan kering. Tapi karena kemasan terlalu tertutup, petugas mencurigainya,” ujar Abdul Basir di Jeddah, Rabu (21/5/2025).
Ia menekankan pentingnya mengemas makanan atau barang bawaan lainnya secara wajar dan tidak berlebihan. Pengemasan yang tidak sesuai justru bisa memperlambat proses pelayanan di bandara dan membuat jemaah tertahan lebih lama.
“Bandara identik dengan pemeriksaan. Kalau kemasan tidak sesuai standar, bisa menimbulkan kendala. Jemaah yang seharusnya cepat sampai Makkah bisa tertunda,” tambahnya.
Dukung Layanan Cepat dengan Kepatuhan
Menurut Abdul Basir, saat ini layanan jemaah haji di bandara sudah jauh lebih efisien, baik melalui program fast track maupun jalur reguler. Proses keimigrasian, pemeriksaan, dan perpindahan ke bus menuju Makkah kini lebih cepat berkat koordinasi antara PPIH dan otoritas Saudi.
“Untuk jemaah fast track, proses layanan hanya sekitar 20 menit. Sementara untuk non-fast track, waktu tunggu pun tidak lebih dari satu jam. Ini kemajuan luar biasa,” katanya.
Namun, ia mengingatkan, kemajuan layanan ini hanya bisa dirasakan optimal jika jemaah juga disiplin mengikuti aturan. Selain soal pengemasan, jemaah juga diimbau mengenakan pakaian ihram sebelum tiba di bandara Arab Saudi.
“Kalau belum berihram, akan ada waktu tambahan lagi untuk berganti pakaian. Ini bisa memperlambat proses,” jelasnya.
Perubahan Sistem Harus Diikuti
Abdul Basir juga menyampaikan bahwa Arab Saudi terus melakukan perbaikan dalam layanan jemaah, termasuk penggunaan bus ramah lansia dengan lift hidrolik dan kelonggaran dalam pengaturan bus antarhotel.
“Semua perubahan ini demi kenyamanan jemaah. Maka dari itu, kami harap jemaah juga beradaptasi dengan sistem layanan cepat yang sekarang berlaku, baik saat kedatangan maupun nanti saat kepulangan,” pungkasnya.