Kab. Bogor (PHU) —- Jelang penyelenggaraan ibadah haji tahun 1446 H/2024 M, jemaah dianjurkan mempersiapkan kondisi fisiknya dengan melakukan rutinitas-rutinitas kecil seperti berjalan kaki. Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kemenag Hilman Latief saat menghadiri peresmian sarana manasik pertama di Kabupaten Bogor.
"Haji itu ibadah yang sifatnya menguras fisik, jadi jemaah kita imbau untuk jaga kesehatan dari sekarang, jaga fisiknya, dan mulailah latihan jalan kaki, karena banyak sekali aktivitas di sana nantinya yang dilakukan dengan berjalan kaki," ujar Hilman, Minggu (8/12/2024).
Acara yang digelar oleh Yayasan Ibnu Aqil Bogor ini mengundang perwakilan jemaah haji se-Kabupaten Bogor, baik yang sudah berangkat maupun jemaah estimasi berangkat 2025. Turut hadir, Sekretaris Jenderal FK KBIHU Cepi Supriatna, Ketua Yayasan Ibnu Aqil, Agus Salim, Ketua KBIHU Ibnu Aqil Desi Hasbiah, dan pimpinan ormas Islam di Kabupaten Bogor.
Pada kesempatan yang sama, Hilman juga menyampaikan perkembangan terkini mengenai penyelenggaraan ibadah haji tahun 1446 H/2025 M usai kunjungan yang dilakukan bersama Menteri Agama Nasaruddin Umar ke Arab Saudi pekan lalu.
“Kita sedang persiapkan haji 1446 H, kuotanya sudah dapat yaitu 221.000 orang. Kita belum tahu akan ada kuota tambahan atau tidak nantinya,” jelas Hilman.
Hilman mengungkapkan, tema yang akan diangkat oleh Kementerian Agama pada penyelenggaraan haji yang akan datang adalah “Haji Inklusif, Inovatif dan Kolaboratif untuk Kenyamanan dan Keamanan Jemaah.”
“Ini bentuk komitmen Kementerian Agama, dalam hal ini Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, untuk bisa memberikan layanan terbaik bagi jemaah haji termasuk didalamnya lansia dan disabilitas,” terangnya.
Selain itu, Hilman juga menegaskan pihaknya akan memastikan aspek keamanan dan kenyamanan jemaah terutama pada saat puncak haji. Hal ini dilakukan agar insiden di Muzdalifah yang terjadi pada tahun 2023 tidak terulang kembali.
“Tahun itu Saudi melaporkan ada 11ribu warga negara Indonesia yang berangkat haji secara ilegal dan saat di Muzdalifah mereka berkumpul di dekat jemaah haji kita,” jelas Hilman.
Oleh karena itu, Kementerian Agama terus mengimbau jemaah haji Indonesia agar tidak tertipu oleh oknum yang menawarkan pemberangkatan haji “jalur cepat” dengan menggunakan visa non haji.
“Kita sampaikan ini agar jemaah haji Indonesia tetap dapat mendapatkan keamanan dan kenyamanan. Niatkan berangkat ke Tanah Suci mendapatkan kemabruran dan niatkan juga kembali ke Tanah Air,” tutup Hilman.