Semarang (PHU) - Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah telah dinobatkan sebagai pelayanan penyelenggaraan ibadah haji Terbaik Pertama pada tahun 2024. Salah satu kunci kesuksesan prestasi tersebut adalah open seat yang optimal, mencapai nol persen dalam operasional haji tahun 1445H/2024M.
Demikian yang terungkap dalam kegiatan Brainstorming & Capacity Building Tusi PHU Kanwil Kemenag Provinsi Bali di Kanwil Kemenag Prov. Jawa Tengah, Senin (2/9/2024). Hadir dalam silaturahim yang diselenggarakan di Asrama Haji Transit Jawa Tengah tersebut Kabid PHU Jateng, H. Fitriyanto beserta seluruh Ketua Tim Kerjanya dan Kabid PHU Bali, H. Syarif Hidayatullah beserta seluruh Ketua Tim Kerja, Kasi PHU Kabupaten/Kota dan punggawa haji Bali.
Menurut H. Fitriyanto, membangun kesadaran bahwa cadangan juga punya peluang yang sama untuk berangkat sehingga mereka didorong untuk juga melunasi Bipih. "Jemaah cadangan dibuatkan komitmen untuk siap berangkat kapan saja, digabungkan dengan kloter berapa saja, tidak harus dengan jemaah kabupaten/kota sesuai asalnya," jelas Fitriyanto.
Selain itu, jikalau masih ada open seat, maka kebijakan yang ditempuh adalah memberangkatkan jemaah cadangan yang siap berangkat sewaktu-waktu. "Ada semacam tim yang menyiapkan relawan jemaah cadangan untuk mengkondisikan keberangkatan mereka. Alhamdulillah terbukti efektif," tandas Fitriyanto sembari mendetailkan bahwa dari kuota 35.982 jemaah telah diberangkatkan seluruhnya ke tanah suci dalam 100 kelompok penerbangan.
Hal senada juga disampaikan Ketua Tim Kerja Pendaftaran dan Dokumen Haji Reguler, H. Ahmadi. Menurutnya, semua Kasi PHU Kab/Kota harus bekerja keras dan bekerja sama dalam menutupi open seat yang terjadi sehingga dapat terserap secara optimal oleh Kanwil Kemenag Provinsi. "Yang penting cadangan lunas, siap berangkat sewaktu-waktu, sudah vaksin dan syukur bukan PNS sehingga tidak repot untuk urusan ijin cuti," tambah H. Ahmadi.
Sementara itu, Kabid PHU Bali, H. Syarif Hidayatullah, mengharapkan ilmu pengelolaan jemaah tersebut dapat direalisasikan oleh para punggawa haji Bali. "Malu rasanya Bali yang jumlah jemaahnya hanya 700an, tapi tidak mampu menyerap secara optimal kuotanya, malah ada sisa diberikan ke provinsi lainnya dalam satu Embarkasi.(nas)