KBB (PHU)--Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat.Drs. H. Ajam Mustajam, M. Si., kemabruran haji harus terus dipelihara. Mabrur adalah perubahan sikap dan diri dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu kemabruran haji harus meningkatkan kesalehan sosial dan bisa membangkitkan perekonomian masyarakat sekitar.
Hal itu dikatakan Ajam Mustajam pada acara Temu Alumni Haji Lintas Angkatan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) Riyadlul Huda dan Tarhib Ramadhan, di Aula Ponpes Riyadul Huda, Ngamprah Kab. Bandung Barat, Muinggu (25/2/2024). Hadir Kepala Bidang Haji dan Umrah H. Boy Hari Novian, SE. M.M,. Kepala Bidang Urais dan Binsyar Dr. H. Ohan Burhan, M. Pd, dan Kepala Kankemenag Bandung Barat Drs. H. Tedy Ahmad Junaedi. M. Si.
Menurutnya, hakikat haji mabrur itu adalah diterima hajinya, karena terjadi perubahan sikap dan diri menjadi lebih baik. Menurut sebuah hadits, Rasulullah berkata, bagi semua kaum wanita, maka sebaik-baiknya jihad ialah mengerjakan haji yang mabrur. Alasan penyerupaan haji dan umrah dengan jihad adalah karena keduanya sama-sama merupakan perjalanan jauh, menghadapi risiko perjalanan.
Bagi jemaah haji yang sudah berangkat, realitanya masalah perjuangan berangkat haji sangat berat. Daftar haji harus antre dan harus melewati waktu 25 tahun. Karena haji itu berat, ongkosnya mahal, antreannya panjang, dan pelaksanaanya penuh dengan perjuangan serta pengorbanan.
Pemerintah sudah berusaha memberikan pelayanan dan perhatian yang maksimal. Jika dibandingkan pada kurun waktu 2011 hingga 2020, pelayanan masih belum maksimal. Tetapi pelaksanaan haji sekarang sekitar 5 tahun terkahir sampai tahun 2023 sudah sangat bagus dan luar biasa. Semua fasilitas jauh lebih baik.
Tetapi fasilitas yang luar biasa itu tetap menimbulkan permasalahan. Karena banyak jemaah haji yang belum paham dengan teknologi canggih saat ini, dari mulai pemberangkatan hingga berada di Tanah Suci. Misalnya, tidak cocok dengan penggunaan AC, kamar mandi, dan lain sebagainya. Ini semua sangat membutuhkan pendampingan bimbingan dan pelayanan dari petugas haji.
“Seiring waktu , Alhamdulillah perkembangan sudah semakin maju. Begitu pula ongkos berangkat haji semakin naik. Tetapi tetap saja yang mau berangkat haji banyak sekali. Tidak pernah habis habis yang akan berangkat ke sana. Dengan realita tersebut menyatakan bahwa perekonomian di tanah air khususnya di Jawa Barat itu sudah baik,” tuturnya.
Kesalehan sosial
Lebih lanjut Ajam menjelaskan, kemabruran haji harus meningkatkan kesalehan sosial. Ada hadits Nabi yang menerangkan tentang seseorang yang meskipun tidak melaksanakan haji, amal perbuatannya diterima oleh Allah dan semua dosanya diampuni. Karena dia, seluruh jemaah haji diterima oleh Allah. Hal itu karena dia membantu seorang janda dan enam anaknya yang diam di gubuk hampir roboh.
“Ini salah satu hadits nabi yang menceritakan tentang orang yang benar benar diterima ibadah hajinya walaupun orang tersebut tidak berangkat haji tetapi membantu fakir miskin,” katanya.
Di samping itu, haji juga harus bisa membangkitkan perekonomian masyarakat sekitar. Barang-barang di Arab Saudi adalah barang barang yang juga hasil produksi dari negara lain. Sudah diputar menjadi produk Arab Saudi dengan harga lebih mahal. “Saya minta tolong pada jemaah haji untuk bisa beli produksi di daerahnya masing masing, seperti sendal, tas, baju, kerudung, kopiah dan lain sebagainya,” tambahnya.
Dia mengimbau agar jemaah haji jangan terprovokasi untuk belanja di sana. Lebih baik belanja produk daerah masing masing. Tahun sekarang jemaah haji sudah kembali normal, kemudian 60% usianya di atas 60 tahun, bahkan ada yang usianya di atas 100 tahun. Ajam meminta doa agar bisa memberikan pelayanan yang maksimal kepada seluruh jemaah haji.
Pemberangkatan jemaah haji akan dimulai mulai 12 Mei 2024. Untuk Jawa Barat tahun 2024 masih menggunakan dua embarkasi, yaitu Asrama Haji Indramayu dan Embarkasi Asrama Haji Bekasi. Keinginannya pada tahun ini hanya diberangkatkan melalui satu embarkasi, tetapi karena ada sesuatu hal harapan itu belum memungkinkan terwujud.
Jemaah haji, lanjutnya, harus menjadi teladan dan panutan di tengah tengah masyarakat. Jemaah haji yang secara ekonomi sudah mampu dan secara pelaksanaan Rukun Islam sudah mampu, diharapkan ikut membantu membangun kesejahteraan dan kedamaian kehidupan beragama di Jawa Barat. Apalagi rakyat Indonesia baru saja selesai melaksanakan pemilu secara demokratis.
“Walaupun kita berbeda pilihan bukan berarti harus terjadi perpecahan. Pilihan boleh berbeda. Tetapi perpecahan harus di hindari dan persatuan harus kita kuatkan,” ujar Ajam.
Jemaah haji harus bisa memberikan kesejukan dan menjadi payung teduh di masyarakat, juga untuk kedamaian kehidupan beragama di Jawa Barat bisa lebih baik lagi. Hal ini bisa dipelopori oleh jemaah haji dari Bandung Barat. “Semoga Ponpes Riyadul Huda akan menjadi mercu suar yang bisa menerangi umat. Semoga santrinya berkualitas, membawa kehidupan umat yang lebih baik,” tutur Ajam.