Kemenag Dorong KBIHU Terapkan Manasik Haji Ramah Lansia

21 Des 2023 oleh Mustarini Bella Vitiara | dilihat 191047 kali

Jakarta (PHU) --- Keberangkatan Jemaah Haji setiap tahun akan didominasi oleh jemaah lansia. Tren tersebut dapat disikapi oleh para KBIHU (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah) dengan penyelenggaraan manasik haji yang ramah lansia.

Hal ini disampaikan Direktur Bina Haji pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Arsad Hidayat saat menghadiri Seminar Nasional Gerakan Kesadaran Nasional Ber-Haji Mampu dan Sehat di Menara 165 Jakarta Selatan pada Kamis (21/12/2023).

“Dengan mekanisme pendaftaran sepanjang tahun yang kita lakukan selama ini, artinya siapa saja yang punya uang bisa berangkat. Ini menyebabkan kedepannya setiap tahun penyelenggaraan haji akan didominasi jemaah lansia,” ungkap Arsad.

“Sehingga perlu adanya sebuah pendekatan manasik yang baru, yaitu manasik yang ramah lansia. Oleh karena itu, Buku Pedoman Manasik Haji Khusus Lansia dari Kementerian Agama dapat menjadi pedoman bagi pihak KBIHU untuk membimbing para jemaahnya,” sambung Arsad lagi.

Ia menambahkan, saat ini Kementerian Agama telah memberlakukan kebijakan istithaah kesehatan bagi Jemaah Haji sebelum melakukan pelunasan. Hal tersebut disebabkan tingginya angka kematian Jemaah Haji Indonesia pada operasional haji yang lalu.

“Ada evaluasi yang kita lakukan terhadap kondisi kemarin, dimana angka kematian jemaah adalah yang tertinggi dalam sejarah haji yang kami alami, ditambah mereka yang dirawat di Rumah Sakit dan Klinik Kesehatan di Arab Saudi pasca operasional haji, total jemaah wafat mencapai angka 820,” terang Arsad.

“Jadi kebijakan haji tahun 2024 nanti adalah jemaah harus sehat dulu, istithaah dulu secara kesehatannya, baru bisa melunasi Bipih. Ini langkah yang sangat berani dan bukan tanpa alasan, kita hanya ingin jemaah yang berangkat merasa nyaman,” ujar Arsad lagi.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal FK KBIHU Cepi Supriatna mengungkapkan bahwa ada lebih dari 70% Jemaah Haji Indonesia yang terafiliasi kepada KBIHU. Hal ini menjadikan peran KBIHU juga sangat penting dalam mengawal penyelenggaraan ibadah haji dan pelaksanaan ibadah oleh jemaah di Tanah Suci.

“Lebih dari 70% Jemaah Haji Indonesia berafiliasi kepada KBIHU, artinya mabrur tidaknya haji jemaah tergantung pada KBIHU-nya juga,” pungkas Cepi.

Ia menambahkan bahwa pihaknya siap berkomitmen untuk memperkuat ekosistem perhajian Indonesia melalui sinkronisasi kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan, termasuk penerapan istithaah kesehatan Jemaah Haji sebelum pelunasan Bipih.

“Ini adalah salah satu upaya untuk mendapatkan kondisi kesehatan yang diharapkan oleh jemaah sendiri, sehingga pada akhirnya mereka pun dapat melunasi Bipih,” tandas Cepi.

Seminar yang diselenggarakan oleh Konsep Karnus ini melibatkan sejumlah stakeholder perhajian Indonesia, diantaranya FK KBIHU (Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah), BPKH (Badan Pengelola Keuangan Haji), AMPHURI (Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia), IPHUIN (Ikatan Pembimbing Haji Umrah Indonesia), dan Asosiasi Haji dan Komunitas Masyarakat Haji.