Lewat Video Call, Kapten Eko Tenangkan Jemaah Dimensia

21 Mei 2025 oleh Husni Anggoro | dilihat 3754 kali

Jeddah (PHU)—Komitmen dan ketulusan dalam melayani jemaah haji seperti orang tua sendiri adalah komitmen yang ditanamkan Pelaksana Pelindungan Jemaah (Linjam) Sektor 1 Daerah Kerja (Daker) Bandara Kapten Eko Bunawi. Begitu juga saat menangani jemaah haji dimensia. Eko memakai pendekatan persuasif dengan video call atau panggilan video dengan keluarga jemaah di Indonesia.

Demensia adalah gangguan kesehatan yang mengakibatkan turunnya daya ingat dan kemampuan berpikir secara logis. Penyebab demensia pada jemaah haji bisa beragam. Mulai dari faktor usia, riwayat penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes, kondisi cuaca ekstrem, kelelahan fisik, dan stres emosional selama perjalanan ibadah haji.

Pada Minggu (18/5/2025) petang waktu Arab Saudi, suasana Gate D Terminal Haji, Bandara Jeddah, Arab Saudi, ramai dengan kedatangan jemaah. Di tengah hiruk-pikuk, ada jemaah haji lansia laki-laki yang mengalami dimensia. Dia sedang duduk di golf car. Di sampingnya, berdiri Eko Bunawi yang mencoba memenangkan dengan video call ke anak jemaah tersebut yang ada di Tanah Air.

Dengan logat Jawa Timur, Eko mencoba terus menenangkan jemaah tersebut. Jemaah ini menolak naik ke bus. Dia merasa anaknya juga ikut ke Tanah Suci. Makanya, dia ingin mencari anaknya tersebut.

Dengan penuh kelembutan, Eko mengaku teman anak jemaah tersebut. "Ayo Pak, saya teman sekolahnya J***. Ini bus saya, nanti Bapak diantar pakai bus saya ini," ujar Eko, merayu.

Ketika mendengar kalimat itu, jemaah tersebut mulai luluh. Dia mulai turun dari golf car dibantu Eko yang terus siaga sambil memegang gawainya yang sedang video call dengan putra jemaah tersebut.

Perlahan, anak tangga bus dinaiki. Namun, jemaah itu tak mau duduk di kursi. Dia memilih duduk di anak tangga bus paling atas. Beberapa petugas lain ingin membantu, namun Eko melarangnya. Dia khawatir jemaah tersebut tidak nyaman.

"Jangan ya. Pelan-pelan saja. Biar saya tenangin dulu," ujar Eko.

Berkat rayuan Eko, jemaah haji tersebut akhirnya bersedia duduk di kursi baris nomor dua. Dia duduk bersama jemaah haji lain. Setelah berhasil merayu, Eko kembali melakukan tugas lainnya.

Kepada tim Media Center Haji (MCH), Eko berbagi cerita mengenai pengalamannya tersebut. Kata dia, dalam menghadapi jemaah haji demensia, petugas haji harus persuasif dan penuh kesabaran. Dia memilih dengan video call keluarga jemaah haji tersebut.

"Saya video call dulu. Karena kalau dikerasin, nggak akan naik (bus). Pasti berontak lagi," ujar Anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) ini.

Eko mengatakan, dalam melayani jemaah terkadang dia membayangkan orang tua sendiri. Dia pun berpesan kepada petugas haji lain agar berkomitmen dan tulus dalam membantu para Tamu Allah.

Dia yakin, apabila petugas haji membantu dengan sepenuh hati, akan mendapat balasan dari Allah SWT. Bahkan, balasan kebaikan itu juga akan dirasakan oleh anak dan keturunan petugas tersebut.