Menag Minta Ada Aspek Filosofis dan Tasawuf dalam Manasik Haji

27 Feb 2025 oleh Husni Anggoro | dilihat 13408 kali

Jakarta — Menteri Agama Nasaruddin Umar meminta Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah agar memperbarui materi bimbingan manasik (Bimsik) haji. Selama ini materi bimsik masih berorientasi pada fiqih dan terlalu teknikal.

“Kita perlu memberikan up to date yang selama ini manasik kita terlalu fiqih oriented dan teknikal,” kata Menag saat Pembinaan untuk seluruh narasumber pemberi materi bimbingan manasik se-Indonesia dalam bentuk koordinasi persiapan pelaksanaan bimbingan manasik haji bagi jemaah haji melalui daring. Kamis (27/2/2025).

Maka dari itu, kata Menag, ia ingin materi bimsik tersebut didalamya terdapat aspek filosofis, tasawuf hingga aspek sosiologisnya. Sebab ibadah haji merupakan peristiwa spiritual dan bersejarah.

“Kita ingin ada filosofinya didalamnya, ada sosiologisnya, dan yang yang paling penting adalah tasawufnya, sebab ini adalah peristiwa spritual dan apabila kering dengan spiritual kemabruan akan sangat susah dipertanggungjawabkan,” jelas Menag

“Maka itu saya mohon buku manasik itu diisi dengan filosofi, tasawuf hingga historisnya,” sambungnya.

Disamping itu, lanjut Menag, pembimbing manasik juga harus bisa memberikan pencerahan kepada jemaah haji agar menjaga kemabruran serta kemakbulan. Menurutnya, target bimbingan manasik ini bukan sekedar agar jemaah haji mendapatkan kemabruran tapi juga mendapatkan kemakbulan. Makbul atau kemakbulan itu diukur pada saat pelaksanaan haji itu ketika rukun syarat sudah terpenuhi.

“Target kita tidak hanya untuk mempersembahkan haji makbul kepada jemaah tapi juga bagimana mereka menjadi haji mabrur, nah kemabruran haji itu diukur setelah pelaksanaan haji seberapa besar kebaikan dengan tetangganya, sudah loyal kepada agamanya, sudah taat kepada pemimpinnya atau sudah mencintai negerinya itu yang akan kita jadikan patokan,” terangnya.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief melaporkan bahwa persiapan terus dilakukan oleh seluruh jajaran Ditjen PHU antara lain mengunjungi bebepara Ormas Islam diantaranya adalah PBNU, Muhammadiyah serta PP Persis.

“Kami juga sudah berkomunikasi dan mengunjungi beberapa ormas islam diantaranya PBNU, Muhammadiyah serta Persis terkait isu-isu dan sosialisasi hal-hal terbaru yang mungkin kita lakukan pada saat haji nanti,” kata Hilman.

Turut hadir Direktur Bina Haji, Musta’in Ahmad, Kasubdit Bimbingan Jemaah Zaenal Muttaqin dan dihadiri lebih dari 1000 peserta daring antara lain Kabid PHU Provinsi se Indonesia, Kasi PHU Kemenag Kabupaten/Kota se Indonesia, Pembimbing ibadah serta Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU).