Inspektorat Jenderal: Layanan Haji 2025 Semakin Profesional, Akuntabel, dan Berorientasi pada Jemaah

30 Jul 2025 oleh Husni Anggoro | dilihat 5285 kali

Serpong (PHU) — Penyelenggaraan ibadah haji tahun 1446 H/2025 M menunjukkan peningkatan signifikan dari sisi akuntabilitas, profesionalitas layanan, serta keberpihakan terhadap kenyamanan dan keamanan jemaah. Hal ini tercermin dalam laporan hasil pengawasan internal yang disampaikan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Agama kepada Menteri Agama pada 28 Juli 2025 lalu.

Inspektur Jenderal Kemenag, Khairunas, menyampaikan bahwa pengawasan dilakukan secara menyeluruh terhadap berbagai aspek layanan haji, baik di dalam negeri maupun di Arab Saudi.

“Kami melakukan pendampingan dan pengawasan yang bersifat preventif dan korektif agar setiap layanan berjalan sesuai prinsip transparansi, akuntabilitas, dan pelayanan maksimal bagi jemaah,” ujarnya saat memberikan paparan pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1446H/2025M di Serpong, Tangerang, Selasa (29/7/2025).

Kinerja Layanan Embarkasi Meningkat

Layanan embarkasi dinilai sangat memuaskan dengan skor kepuasan jemaah mencapai 85,88. Fasilitas yang disiapkan menunjukkan ramah lansia, profesional, dan nyaman bagi jemaah. Meski masih ditemukan catatan seperti perbaikan sarana kamar mandi dan fasilitas fast track, langkah-langkah perbaikan langsung direspons oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) setempat.

“Seluruh temuan langsung ditindaklanjuti di lokasi, dan layanan embarkasi umumnya berjalan baik,” ujarnya.

Akuntabilitas Pengadaan dan Layanan di Arab Saudi Terjaga

Pengadaan layanan di Arab Saudi, seperti akomodasi, transportasi, konsumsi, dan penyediaan fasilitas di Arafah-Muzdalifah-Mina (Armuzna), secara umum telah dilaksanakan sesuai prosedur. Proses pengadaan dilakukan dengan prinsip keterbukaan, evaluasi risiko, dan pencegahan kecurangan.

Irjen Khairunas menyebut ketika terjadi kendala seperti perbedaan data manifest, keterlambatan pendistribusian kartu Nusuk, atau gangguan mobilitas di Mina, Kemenag menunjukkan respons cepat dan adaptif.

"Task force dibentuk bekerja sama dengan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, sementara solusi digital juga mulai diimplementasikan untuk kartu Nusuk," ujarnya.

Peningkatan kualitas layanan juga terlihat dari pembaruan kontrak layanan konsumsi dan rekomendasi untuk tidak melanjutkan kerja sama dengan penyedia yang tidak memenuhi standar. Di sisi transportasi, Kemenag mendorong peningkatan profesionalitas sopir dan penambahan driver asal Indonesia agar lebih responsif terhadap kebutuhan jemaah.

Dalam paparannya Irjen Khairunas juga arahan Menteri Agama, bahwa penyelenggaraan haji ideal adalah yang mampu membuat jemaah “tersenyum tiga kali”.

"Yakni saat membayar karena biaya yang efisien, saat menunaikan ibadah karena layanan yang maksimal, dan saat pulang karena membawa predikat haji mabrur," pungkasnya.

Hasil pengawasan ini menunjukkan komitmen kuat Kementerian Agama dalam menjaga integritas, transparansi, dan pelayanan yang berorientasi penuh pada kepuasan jemaah. Penguatan sistem, perbaikan prosedur, serta sinergi dengan berbagai pihak menjadi fondasi menuju penyelenggaraan haji yang semakin berkualitas di masa mendatang.