Bekasi (PHU) – Suasana haru bercampur semangat mewarnai pelepasan jemaah haji asal Kabupaten Sukabumi yang tergabung dalam Kelompok Terbang (Kloter) JKS18. Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kementerian Agama, Hilman Latief, hadir langsung di UPT Asrama Haji Bekasi pada Sabtu (10/5/2025) untuk melepas sekaligus membekali para petugas kloter terkait sistem layanan 'Syarikah' dan pentingnya kartu 'Nusuk'.
Dalam momen penting ini, Hilman Latief tidak hanya mengucapkan selamat jalan kepada para calon tamu Allah, tetapi juga memberikan pembekalan kepada para garda terdepan pelayanan haji di lapangan, yakni para petugas kloter dan Petugas Haji Daerah (PHD). Ia menyoroti keunikan Kloter 18 yang seluruh alur pelayanannya terintegrasi dalam satu 'Syarikah' atau perusahaan penyedia layanan. Sistem ini diharapkan dapat mempercepat segala proses ibadah jemaah haji selama di Tanah Suci.
"Alhamdulillah, kloter yang Bapak dan Ibu dampingi ini istimewa karena seluruhnya berada dalam satu syarikah. Ini artinya, setibanya di sana nanti, komunikasi dan kerja sama yang solid antara Ketua Kloter dan PHD menjadi kunci. Lupakan perbedaan latar belakang, fokus kita satu melayani jemaah kloter ini dengan sebaik-baiknya," ujar Hilman.
Hilman menekankan bahwa sistem satu syarikah ini akan memberikan kemudahan signifikan, terutama dalam fase awal kedatangan dan penempatan jemaah. "Dengan satu komando dari syarikah, Insya Allah urusan Bapak dan Ibu (para petugas) tidak akan terlalu rumit," katanya.
Kendati demikian, Hilman mengingatkan agar para petugas tidak lengah. "Ketua Kloter harus proaktif menyampaikan setiap perkembangan kepada petugas kita yang sudah berada di Arab Saudi. Komunikasi yang efektif dan efisien itu vital. Jika ada kendala, segera ambil tindakan, hindari perdebatan yang kontraproduktif. Prioritas kita adalah penanganan jemaah secepat mungkin,” ujar Hilman.
Lebih lanjut, Hilman Latief mengupas tuntas tiga fungsi utama kartu 'Nusuk' yang akan menjadi identitas sekaligus 'tiket' bagi jemaah dalam berbagai tahapan ibadah.
"Pertama, 'Nusuk' adalah layanan dari syarikah. Perlu dipahami, layanan haji kita kini dikelola oleh perusahaan-perusahaan swasta yang kita sebut syarikah, semacam holding company yang bertanggung jawab penuh atas kenyamanan jemaah," jelas Hilman.
"Setibanya di Madinah, jemaah akan ditempatkan di hotel yang telah ditentukan oleh satu syarikah. Nah, sebelum bergerak ke Makkah, setiap jemaah wajib memiliki 'Nusuk',” sambungnya.
Ia pun menekankan peran penting petugas dalam memastikan setiap jemaah memiliki kartu ini karena ini akan mempercepat proses identifikasi dan pelayanan karena data jemaah sudah sinkron dengan data syarikah. Tanpa 'Nusuk', jemaah tidak bisa melanjutkan perjalanan ke Makkah.
“Dan 'Nusuk' ini spesifik sesuai dengan syarikah yang melayani. Jadi, Insya Allah tidak akan ada lagi cerita jemaah terlantar karena ketidakjelasan layanan," paparnya.
Fungsi kedua 'Nusuk', lanjut Hilman, adalah sebagai syarat masuk ke wilayah Tanah Haram di Makkah. "Untuk masuk Makkah saja sudah memerlukan izin, apalagi masuk ke Tanah Haram. Dengan sistem satu syarikah dan validasi melalui 'Nusuk', Insya Allah proses ini akan berjalan lebih tertib dan lancar," ujarnya.
Terakhir, efisiensi 'Nusuk' akan sangat terasa saat puncak ibadah haji, yakni pergerakan massal jemaah dari Makkah ke Arafah, lalu ke Mina, dan seterusnya.
"Kita akan memberikan pertimbangan khusus untuk jemaah lansia dan pendampingnya. Namun, secara umum, 'Nusuk' akan menjadi acuan data yang sangat penting untuk mengelola pergerakan 2 juta lebih jemaah. Jika data kita tidak akurat, dampaknya akan sangat besar," tegasnya.
Mengenai keberangkatan Kloter 18, Hilman menyampaikan bahwa secara umum proses berjalan lancar dan sesuai standar.
"Memang ada satu jemaah asal Kab. Sukabumi yang harus menunda keberangkatan karena kondisi kesehatan. Ini adalah keputusan berat dari tim kesehatan, namun demi kebaikan jemaah itu sendiri. Saya harap ini tidak mengurangi kekompakan dan kelancaran keberangkatan kloter ini," ungkapnya.
Ia menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasinya kepada seluruh pihak yang terlibat, terutama para kepala seksi dan seluruh petugas kloter serta PHD. Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental selama bertugas.
"Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dedikasi dan kerja keras Bapak dan Ibu sekalian. Jaga kesehatan, istirahat yang cukup. Semoga Allah SWT melancarkan tugas kita semua," pungkasnya.
Hadir pada kegiatan tersebut, Kepala Bidan PHU Kemenag Prov. Jawa Barat, Kepala UPT. Asrama Haji Bekasi, dan Kepala Kantor Kemenag maupun Kasie PHU Kab. Sukabumi. (Rd)