Jakarta (PHU)—Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Program Penyelenggaraan Haji dan Umrah Tahun 2024.
Rakernas ini mengusung tema “Mewujudkan Penyelenggaraan Haji dan Umrah yang Aman dan Nyaman" yang berlangsung dari 14-17 Maret 2014 di Jakarta.
Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal (Plt. Sekjen) Kemenag Abu Rokhmad mengatakan penyelenggaraan haji tahun 2023 semakin baik dengan adanya tema “Haji Ramah Lansia”. Tema ini menurutnya sangat diapresiasi Presiden Joko Widodo.
“Menurut Gus Menteri (Menag Yaqut Cholil Qoumas) dalam arahannya tadi malam, tema ini sangat diapresiasi Presiden Joko Widodo,” kata Abu Rokhmad saat memberikan arahannya di hari kedua Rakernas dengan mengangkat isu Kebijakan Kemenag Dalam Peningkatan Layanan Haji dan Umrah. Jumat (15/3/2024).
Selain haji ramah lansia, Ia juga meminta jajaran di Ditjen PHU membenahi seluruh sarana dan prasarana Asrama Haji yang menjadi etalase dari Kemenag terutama saat jemaah haji masuk asrama haji.
“Asrama haji merupakan etalase Kemenag, buatlah asrama haji berkesan bagi jemaah saat pertama kali masuk ke asrama haji,” ujarnya.
Kemudian, lanjut Abu Rokhmad terkait Pengelolaan Dam jemaah dan petugas haji. Menurutnya pengelolaan Dam saat ini masih menjadi diskusi yang sangat panjang dalam perdebatan dari segi fiqih.
“Dam menjadi sangat penting jika dilihat dari fiqih lama ke fiqih baru dan akan menjadi sesuatu yang baru dimasa yang akan datang,” terang Abu Rokhmad.
Ia juga meminta Ditjen PHU untuk memperbayak forum-forum untuk mendapatkan insight atau pemahaman lebih dalam dari pengelolaan Dam
“Perbanyak forum-forum untuk mendapatkan insight dari pengelolaan Dam,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu Abu Rokhmad juga membahas masa tinggal jemaah haji di Tanah Suci yang saat ini masih menggunakan 40 hari dan dinilai terlalu lama bagi jemaah.
“Isu masa tingal jemaah yang masih 40 hari karena ini terlalu lama, dan ini jika dipangkas akan berdampak pada efisiensi biaya haji,” katanya
Untuk Arbain (shalat 40 waktu di Masjid Nabawi) masih banyak jemaah yang menginginkannya. Abu pun meminta untuk tidak dihilangkan dengan mengkaji kembali masa yang efektif dari masa tinggal jemaah saat di Makkah.
“Jemaah masih menginginkan ada Arbain, sehingga Arbain ini jangan disenggol tapi dikurangi masa tinggal di Makkah dan ini masih didiskusikan lebih lanjut,” tuturnya.
Diakhir paparannya Abu Rokhmad meminta Kemenag dan Kemenkes meningkatkan koordinasi serta sinergi yang baik dalam pelaksanaan istitha’ah kesehatan jemaah haji.
"Mari kita bangun koordinasi yang baik dengan Kemenkes sebab istitha’ah kesehatan jemaah haji ini sangat penting dalam penyelenggaraan ibadah haji," tutup Abu Rokhmad.