Tinggalkan Anak Istri Demi Dokumen Haji

12 Mei 2019 oleh Admin PHU | dilihat 340 kali

Semarang (PHU)---Dokumen perjalanan jemaah haji baik passport maupun visa membutuhkan penyiapan yang cukup panjang. Sebelum visa perjalanan haji diajukan oleh Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah ke Keduataan Besar Arab Saudi, passport harus sudah terkumpul di daerah untuk diverifikasi kesesuaian data dengan jemaah haji.

Jawa Tengah sebagai provinsi dengan jumlah jemaah haji terbesar ketiga setelah Jawa Barat dan Jawa Timur selalu membentuk Tim Verifikator Passport Jemaah Haji setiap tahunnya. Tim ini bekerja tiap hari hingga larut malam untuk memeriksa lembar demi lembar identitas passport.

Diantara mereka terdapat Zainurrahman. Dia merupakan anggota tim yang berdomisili paling jauh dari Semarang. Dia tinggal di Cilacap, kabupaten ujung barat bagian selatan Jawa Tengah. Selama bertugas sebagai Tim verifikasi, Zainurrahman rela meninggalkan keluarganya di Cilacap.

"Mulai tahun 2009 sudah ikut membantu dalam memverifikasi paspor jemaah haji dari seluruh Kabupaten/Kota," terang Zain saat dikonfirmasi disela waktu istirahatnya di Ruang Penyelesaian Paspor Bidang PHU, Selasa (11/06).

"Awalnya dulu kenal paspor coklat, trus ada DAPIH dan terakhir paspor hijau," katanya.

Terlihat di sela wawancara Zain menyempatkan untuk menerima telepon dari keluarganya.

"Sebentar mas, anakku lagi telepon," ucapnya sembari video call.

"Maaf mas, masih kangen soalnya lembur paspor disini sudah mulai berjalan tanggal 13 Mei. Dan baru pulang H-2 sebelum lebaran tanggal 3 Juni. Tanggal 10 Juni sudah balik lembur lagi disini," kata Zain selesai menerima telepon.

Dalam menjalankan tugasnya tidak jarang waktu istirahatnya harus tergadaikan demi mengejar target menyelesaikan nominatif paspor dengan anggota Tim verifikator yang lain. "Demi jemaah haji mas, terkadang kurang tidur agar dapat menyelesaikan pengecekan paspor sampai akhir dan dapat dinominatif," ungkap ayah satu anak ini.

"Yang menjadikan lama itu antara paspor dengan bukti setoran BPIH identitasnya berbeda sehingga menjadikan paspor tersebut tidak dapat diproses lebih lanjut," tambahnya.

Pria berusia 48 tahun ini berharap agar paspor yang sudah terverifikasi dapat terselesaikan visanya sebelum jemaah haji masuk asrama pada tanggal 6 Juli 2019. (vd/ab).