Kunjungi KKHI, Alisa Wahid: Jemaah Jangan Remehkan Batuk Pilek

24 Jun 2023 oleh Husni Anggoro | dilihat 141 kali

Makkah (PHU)—Tim Amirul Hajj mengimbau jemaah haji untuk berhati-hati dan tidak menganggap remeh batuk pilek. Jika sudah ada gejala, jemaah sebaiknya segera memeriksakan diri ke klinik kesehatan. 

Hal itu disampaikan anggota Amirul Hajj Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid saat meninjau Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah, Jumat (23/6/2023). 

"Jemaah haji hati-hati dengan penyakit batuk pilek ya, jangan menganggap itu sepele didiemin saja. Lebih baik ke klinik di kloternya masing-masing. Itukan ada pusat kesehatannya, langsung ke sana minta obat," ujarnya. 

Selain itu, kata Alissa, jemaah haji yang menderita penyakit batuk pilek untuk memakai masker. Tujuannya, agar tidak menularkan ke jemaah lainnya. "Kedua, langsung pakai masker supaya tidak menularkan yang lain. Ketiga, istirahat yanag cukup," ucapnya. 

Putri sulung Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini juga mengajak jemaah haji untuk fokus pada rukun dan wajib haji. 

"Jangan berlebih-lebihan karena ini lagi di Tanah Suci kita maksimalkan, jangan seperti itu.  Tapi kepentingannya adalah menyelesaikan rukun haji dan wajib haji dengan sempurna supaya kita tetap sehat," ujarnya. 

Dalam kunjungannya ke KKHI, sambung Alissa, Tim Amirul Hajj mengaku senang dan mengapresiasi pelayanan kesehatan berjalan dengan baik. 

"Kita sudah lihat beberapa fasilitas, bertemu pasien. Kita senang dan mengapresiasi klinik berjalan dengan baik. Yang paling menyenangkan itu melihat banyak yang kosong. Itu kalau ada tempat tidur kosong artinya tidak dibutuhkan.Artinya, kesehatan jemaah cukup baik," ujarnya.  

Alissa juga menekankan pentingnya upaya-upaya pencegahan dan mitigasi karena jemaah haji Indonesia pada tahun ini sebagian di antaranya sudah lanjut usia (lansia) tentu dengan risiko tinggi (risti) masalah kesehatan. 

Sementara itu, Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Arianti Anaya menyambut baik kedatangan Tim Amirul Hajj ke KKHI Makkah.  

"Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh Tim Amirul Hajj. Kunjungan ini memberikan semangat kepada kami sebagai  tenaga kesehatan yang ditugaskan mengawal jemaah haji," ujarnya.

Arianti mengaku, ada beberapa problem yang dihadapi layanan kesehatan. Hal itu karena pada tahun ini jumlah jemaah haji cukup besar dengan usia yang tidak dibatasi, ditambah cuaca panas hingga mencapai 40 derajat celcius.

"Problem yang kami hadapi ini lansia cukup tinggi, tidak ada pendamping. Ini membuat kami kesulitan untuk berkomunikasi. Mereka juga tidak tahu obatnya apa, dasar penyakitnya apa. Ini pula yang menyebabkan cukup tinggi kasus kematian dari jemaah haji," kata Arianti.

Arianti menyebut, banyak jemaah haji yang terserang penyakit Inspeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Meski demikian, hal itu dapat diselesaikan di klinik kesehatan yang ada di kloter. 

"Kita lihat banyaknya jemaah yang sakit itu ISPA. Biasanya bisa di selesaikan di kloter. Kalau yang di KKHI biasanya sudah masuk pneumonia. Kita juga ada 300 pasien di RSAS yang umumnya menderita penyakit jantung," katanya. 

Terkait ketersediaan obat-obatan, Arianti mengakui ada beberapa obat yang sampai kehabisan. "Kita tidak menyangka kasus cukup besar ya terutama batuk, pilek, dan juga demensia. Ada penambahan obat-obatan yang kita tambah saat datang ke Makkah," ujarnya. 

Tidak hanya obat-obatan, pihaknya juga menyiapkan dokter-dokter spesialis jantung dan paru untuk melayani jemaah haji. Arianti berharap ke depan jemaah yang diberangkatkan telah memenuhi persyaratan.

"Ini menjadi evaluasi kita bersama ke depannya untuk bisa memberangkatkan jemaah haji sudah memenuhi persyaratan karena kami menemui jemaah baru datang sudah sakit," ujarnya.