Tarian Ardah Khas Arab dan Shalawat Badar Hantar Kepulangan Jemaah dari Makkah

4 Jul 2024 oleh Benny Andriyos | dilihat 4355 kali

Makkah (PHU)--Pemandangan tak biasa hadir di halaman dan lobi Hotel Rizq Palace, Misfalah, Makkah. Di halaman hotel yang menjadi salah satu pemondokan jemaah haji Indonesia tersebut tampak berjajar enam pria bersurban sedang menunggang kuda-kuda kekar.

Sementara, di lobinya berjajar pria-pria dengan jubah perang khas jazirah Arab lengkap dengan senjata di tangan dan bendera Arab Saudi.

Jam di pergelangan saya menunjukkan pukul 15.00 Waktu Arab Saudi (WAS) kala musik khas teluk mengalun perlahan dan pria-pria bersurban tersebut mulai menari. Sementara seorang pria lainnya pun mulai menyenandungkan shalawat badar.

Tak lama, pintu lift hotel mulai terbuka. Satu per satu jemaah haji Indonesia yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) SUB 46 mulai keluar dari lift. Raut sumringah nan haru pun tampak di wajah para dhuyufurrahman.

“Tradisi ini namanya Ardah. Ini tarian tradisional khas jazirah Arab. Biasanya ditampilkan di acara-acara istimewa kerajaan atau pernikahan. Kali ini kami hadirkan di hotel kami untuk memberikan kenangan bagi jemaah haji Indonesia,” ujar Bassam Abdurrazaq sang pemilik hotel yang berdiri tak jauh dari posisi saya berdiri, Rabu (3/7/2024).

Salah satu jemaah yang tergabung dalam SUB 46, Mufridah mengaku senang mendapatkan penghantaran semacam ini. Ia mengaku sangat terkesan dengan pelayanan selama melaksanakan ibadah haji 2024.

“Senang, karena datang disambut, pulang juga diantar dengan meriah sekali. Pelayanannya juga sangat baik,” ungkap Mufridah yang berhaji bersama sang ayahanda.

Perluasan Kebudayaan

Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi Abdul Aziz Ahmad mengapresiasi pelepasan jemaah haji di Makkah.

“Kami menyambut baik upacara semacam ini, karena menghidupkan kembali tradisi kita untuk membacakan shalawat nabi bersama-sama kita melepas jemaah,” tutur Dubes Abdul Aziz.

Menurutnya, hal tersebut mungkin salah satu yang dulu-dulu jarang sekali dilakukan atau sudah dilakukan dan lama sekali terhenti. “Sekarang kita menghidupkan kembali tradisi ini dalam rangka perluasan kebudayaan antarbangsa,” kata Dubes Abdul Aziz.

“Di Indonesia (membaca shalawat bersama) itu mungkin sudah biasa, tapi kalau di Saudi mungkin perlu dihidupkan kembali tradisi ini,”pesan Dubes Azz.

Humas