Haji 2025, Kemenag Siapkan Layanan Maksimal di Tengah Keterbatasan Kuota Petugas

16 Mar 2025 oleh Husni Anggoro | dilihat 1885 kali

Medan (PHU)-- Kementerian Agama (Kemenag) terus mematangkan persiapan petugas haji 1446 H/2025 M di tengah tantangan keterbatasan kuota dan dinamika regulasi dari Pemerintah Arab Saudi.

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Hilman Latief, menegaskan bahwa kualitas layanan jemaah haji menjadi prioritas utama, meski dengan sumber daya yang terbatas.

"Insya Allah, kita akan selenggarakan ibadah haji ini bersama-sama, bahu-membahu dengan berbagai kementerian dan lembaga terkait. Penyelenggaraan haji ini melibatkan stakeholders yang sangat luas, dan kita harus solid," ujar Hilman secara daring dalam pembukaan Bimbingan Teknis (Bimtek) Petugas Haji Kloter yang digelar serentak di seluruh embarkasi, Sabtu (15/3/2024),

Pembukaan bimtek secara daring malam dipandu Direktur Bina Haji Mustain Ahmad.

Hilman juga menyampaikan apresiasi kepada para petugas haji yang telah terpilih, dan menekankan pentingnya mempersiapkan diri sebaik mungkin.

"Meskipun sempat tertunda, Bimtek ini adalah wujud komitmen kita untuk memberikan yang terbaik bagi jemaah haji Indonesia," katanya.

Menjelang keberangkatan jemaah haji yang dijadwalkan mulai 2 Mei 2025, Kemenag terus memantau situasi di Arab Saudi, termasuk kesiapan slot penerbangan dan layanan di Tanah Suci.

Hilman mengaku sudah berada di Arab Saudi untuk bertemu dengan berbagai pihak, termasuk perusahaan penyedia layanan haji dan penerbangan.

"Kami ingin memastikan bahwa jemaah haji Indonesia mendapatkan layanan terbaik, mulai dari transportasi, akomodasi, hingga konsumsi. Tahun ini, kita membuka diri untuk bekerja sama dengan delapan perusahaan penyedia layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, dengan seleksi yang ketat," ungkap Hilman.

WhatsApp Image 2025-03-16 at 12.04.44.jpeg

Salah satu tantangan utama yang dihadapi Kemenag lanjutnya adalah keterbatasan kuota petugas haji.

Pemerintah Arab Saudi baru memberikan 50% dari kuota normal, yaitu 2.221 petugas dari seharusnya 4.200 petugas.

"Ini tantangan besar bagi kami. Kita harus menyiasati dengan formasi petugas yang lebih efisien, tanpa mengurangi kualitas layanan," jelas Hilman.

Hilman mencontohkan, dengan kuota terbatas, satu kloter yang idealnya didampingi lima petugas, kemungkinan hanya akan didampingi dua atau tiga petugas.

"Ini artinya, setiap petugas harus memiliki kompetensi ganda dan siap bekerja ekstra. Kami membutuhkan petugas yang tangguh, berdedikasi, dan mampu beradaptasi dengan cepat," tegasnya.

Kemenag juga menyiapkan berbagai inovasi untuk meningkatkan kenyamanan jemaah, seperti skema murur dan tanazul di Mina.

"Kita harus fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan jemaah, terutama lansia dan jemaah dengan kebutuhan khusus," kata Hilman.

Pesan utama yang disampaikan Hilman terhadap calon petugas meningkatkan komitmen kuat untuk memberikan layanan terbaik bagi jemaah haji, meski di tengah keterbatasan. Pentingnya petugas haji yang tangguh, berdedikasi, dan mampu bekerja ekstra.

"Kami menyadari bahwa keberhasilan penyelenggaraan haji tidak hanya ditentukan oleh petugas di Tanah Suci, tetapi oleh seluruh stakeholders, termasuk para pembimbing haji di Tanah Air. Oleh karena itu, kami mengajak semua pihak untuk bergandengan tangan, berkomitmen, dan ikhlas dalam melayani jemaah haji. Mari kita sukseskan penyelenggaraan haji tahun ini, dan antarkan jemaah meraih haji mabrur," pungkas Hilman. (Rd)